Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Pendidikan

Hasil Survey BEM Unpad: Mayoritas Mahasiswa Sebut UKT Masalah Penting Rektor Baru

BEM Unpad menyatakan, dari hasil suvey mahasiswa, mayoritas menilai soal UKT sebagai masalah penting bagi calon rektor baru kampus ini.

2 Juli 2024 | 11.36 WIB

Gedung Rektorat Universitas Padjadjaran, Jatinangor. Doc: Unpad.
Perbesar
Gedung Rektorat Universitas Padjadjaran, Jatinangor. Doc: Unpad.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Universitas Padjadjaran atau BEM Kema Unpad menyiapkan dialog khusus bersama tiga calon rektor, Selasa 2 Juli 2024. Organisasi mahasiswa ini ingin mengetahui siapa calon yang lebih berpihak kepada mahasiswa. Dalam survey yang dilakukan BEM juga ditemukan bahwa mayoritas mahasiswa menyebut soal uang kuliah tunggal (UKT) sebagai masalah penting bagi rektor baru kampus ini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Dialog dengan calon rektor sebelumnya direncanakan pada 27 Juni lalu, tapi gagal, sehingga aktivis BEM melakukan aksi unjuk rasa di depan Gedung Rektorat Unpad di Jatinangor. “Setelah acara debat calon rektor kita bakal ada sesi khusus dialog untuk mahasiswa,” kata Ketua BEM Kema Unpad Fawwaz Ihza Mahenda, Senin 1 Juli 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Fawwaz, BEM ingin berdiskusi langsung dengan ketiga calon rektor yang telah diseleksi oleh Majelis Wali Amanat (MWA) Unpad. Ketiga calon rektor itu adalah Arief S. Kartasasmita yang kini menjabat Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Unpad. Pesaingnya adalah Popy Rufaidah, guru besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang kini menjabat sebagai Ketua Pusat Unggulan Unpad BUMN Center of Excellence. Kemudian Setiawan, guru besar Fakultas Kedokteran yang saat ini menjabat sebagai Dekan Sekolah Pascasarjana Unpad.

BEM, kata Fawwaz, ingin bertemu dengan ketiga calon rektor tersebut untuk menilai secara langsung siapa calon yang diharapkan bisa lebih berpihak pada mahasiswa. Untuk itu, BEM telah menyiapkan pakta integritas untuk diteken para kandidat rektor. Selain itu BEM sudah sudah membuat daftar apa yang dirasakan mahasiswa di Unpad dan kampus daerah dari hasil survei dengan melibatkan 1.218 orang responden mahasiswa dari lima angkatan mulai 2018 hingga 2023. 

Hasil survei yang dibagikan ke publik lewan akun resmi media sosial BEM Kema Unpad itu akan didiskusikan bersama tiga orang calon rektor baru sebelum dipilih Majelis Wali Amanat pada 4 Juli 2024. Menurut Fawwaz, hasil survei itu sangat penting untuk disampaikan ke para calon rektor. 

Jumlah responden survei terbanyak berasal dari mahasiswa Unpad angkatan 2023 yaitu 667 orang atau 54, 32 persen. Menyusul kemudian angkatan di bawahnya hingga yang paling sedikit dari angkatan 2018. Mahasiswa yang mengisi survei berasal dari 16 fakultas dengan sebaran terbanyak di Fakultas Ilmu Komunikasi yaitu 15,88 persen. 

Dari 13 bakal calon rektor Unpad yang baru, ada tiga orang yang tergolong banyak diketahui mahasiswa, yaitu Arief S. Kartasasmita, Keri Lestari, dan Nandang Alamsah Deliarnoor. Mayoritas responden menilai uang kuliah tunggal (UKT) menjadi masalah penting bagi rektor baru Unpad. “Khususnya dalam hal keadilan dan transparansi kepada mahasiswa dalam mendapat golongan UKT,” katanya.

Masalah lain yang dinilai penting oleh mahasiswa adalah soal sarana dan prasarana, Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah, akademik pendidikan, dan kekerasan seksual. Mayoritas responden mahasiswa (38,9%) juga berpendapat bahwa kondisi jalan dan trotoar di kampus Unpad banyak yang rusak dan jelek, seperti permukaannya tidak rata, berlubang, dan tidak berfungsi dengan baik. Soal penerangan kampus, mayoritas menilai kondisinya tidak memadai.

Hal lainnya adalah soal kompetensi tenaga pendidik di kampus yang dikaitkan dengan cita-cita Unpad menjadi kampus berkelas dunia atau World Class University. Dari hasil survey, sebanyak 33,9 persen responden menilai kompetensi tenaga pendidik sudah cukup namun penyampaian materi kuliahnya di dalam kelas dinilai masih kurang baik. Adapun 28,9 persen responden lainnya menilai kompetensi tenaga pendidik kurang memenuhi standar kampus berkelas dunia dan belum merata antar fakultas. Sementara 19,4 persen menilai kompetensi tenaga pendidik masih jauh standarnya terkait dengan masalah transpransi nilai, kehadiran tepat waktu, cara mengubah dan membatalkan jadwal kelas secara tiba-tiba, dan dinilai tidak adaptif dengan perkembangan teknologi.

Abdul Manan

Abdul Manan

Meliput isu-isu internasional. Meraih Penghargaan Karya Jurnalistik 2009 Dewan Pers-UNESCO kategori Kebebasan Pers, lalu Anugerah Swara Sarasvati Award 2010, mengikuti Kassel Summer School 2010 di Jerman dan International Visitor Leadership Program (IVLP) Amerika Serikat 2015. Lulusan jurnalisme dari kampus Stikosa-AWS Surabaya ini menjabat Ketua Umum Aliansi Jurnalis Independen Indonesia 2017-2021.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus