Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Politik

Inilah Karir Militer dan Politik Pramono Edhie Wibowo

Pramono Edhie Wibowo pensiun dari militer pada 2013 dan masuk dunia politik. Pada 2014, ia ikut konvensi Demokrat berlaga menjadi calon presiden.

14 Juni 2020 | 07.06 WIB

Ketua Badan Pembina, Organisasi, Keanggoataan dan Kaderisasi (BP-OKK) DPD Partai Demokrat tersebut, Pramono Edhie Wibowo dicekal pada Oktober 2009. Saat itu ia menjabat sebagai Mayor Jenderal TNI (Purnawirawan). Ia diduga terlibat kejahatan perang di Timor Leste pada 1999. Dok.TEMPO/Dian Triyuli Handoko
material-symbols:fullscreenPerbesar
Ketua Badan Pembina, Organisasi, Keanggoataan dan Kaderisasi (BP-OKK) DPD Partai Demokrat tersebut, Pramono Edhie Wibowo dicekal pada Oktober 2009. Saat itu ia menjabat sebagai Mayor Jenderal TNI (Purnawirawan). Ia diduga terlibat kejahatan perang di Timor Leste pada 1999. Dok.TEMPO/Dian Triyuli Handoko

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Sebelum masuk dunia politik, almarhum adik kandung Ani Yudhoyono, Pramono Edhie Wibowo, meniti karir di militer. Pada kepemimpinan Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri, Pramono terpilih menjadi Ajudan Presiden pada 2001.

Setelah itu, karier Edhie makin moncer. Pada 2005, ia menjabat sebagai Wakil Danjen Kopassus. Selang dua tahun kemudian, ia menjadi Kasdam IV/Diponegoro. Selanjutnya pada 2008 sampai 2009 menjabat Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI AD. Jabatan sebagai Panglima KOSTRD Pangdam III Siliwangi pun mudah ia raih pada tahun 2009.

Di puncak karirnya, Edhie menjadi Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) di tahun 2011, menggantikan George Tisutta. Kendati, pengangkatannya sempat menuai kontroversi karena dianggap nepotisme sebab merupakan adik ipar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Pramono pensiun dari militer pada 2013 dan masuk ke dunia politik. Pada 2014, Pramono ikut konvensi Demokrat untuk berlaga menjadi calon presiden dari partai itu.

Ketika itu, Pramono menyatakan tak keberatan jika menjadi pendamping Joko Widodo atau Jokowi, yang ketika itu calon presiden dari PDIP pada Pilpres 2014. "Kalau itu membawa kebaikan untuk bangsa, kenapa tidak?" kata Pramono di markas pemenangannya di Jakarta, Senin, 14 April 2014.

Namun, Pramono gagal. Konvensi dimenangkan oleh Dahlan Iskan. Kendati, Dahlan pun tidak jadi diusung oleh Partai Demokrat karena partai ini gagal memperoleh cukup suara untuk dapat mengusung calon sendiri.

Wafatnya Pramono Edhie Wibowo meninggalkan duka mendalam bagi para kader Demokrat, khususnya keluarga Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). "Semoga Paman kami, husnul khotimah, segala amal ibadah dan pengabdian beliau diterima, diberikan tempat terbaik di sisi Allah SWT. Amin," ujar Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dalam keterangan tertulis pada Sabtu, 13 Juni 2020.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus