Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TIAP kali Irwansyah Siregar pulang dari Markas Kepolisian Daerah Bengkulu, isi dompetnya bertambah. Jumlahnya sekitar Rp 300 ribu—setara dengan pendapatan kotor dia berjualan ikan di Pasar Panorama, Kota Bengkulu. Lain waktu, uang diantarkan polisi ke rumahnya. "Sejak dioperasi, saya tak bisa mencari nafkah. Polda yang menanggung," kata Irwansyah, Jumat pekan lalu.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo