Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Nun di Asrama Transito Mataram, Sarim Ahmadi berurai air mata. Bersama 250 muslim pemeluk Ahmadiyah, Sarim bersalat Ied dan merayakan Idul Fitri di Asrama Transito Mataram dalam kesedihan. ”Apa dosa saya, kok jadi begini?” dia berbisik kepada kerabat yang duduk di sebelahnya. Seisi ruangan ikut meneteskan air mata. Mereka terkenang kembali peristiwa pahit sembilan bulan lalu. Saat itu, Sarim dan keluarganya diusir dari rumah dan kampung halamannya di Dusun Ketapang, Desa Gegerung, Kecamatan Lingsar, Lombok Barat.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo