Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Politik

Jokowi Cerita Tolak Lockdown di Awal Pandemi Covid-19: Saya Semedi 3 Hari

Jokowi kembali bercerita soal keputusannya di awal pandemi Covid-19, di mana dia memutuskan Indonesia tidak menerapkan kebijakan lockdown.

26 Januari 2023 | 11.12 WIB

Presiden Jokowi usai membuka Rakernas BKKBN di Jakarta Timur, Rabu, 25 Januari 2023. TEMPO/M Julnis Firmansyah
Perbesar
Presiden Jokowi usai membuka Rakernas BKKBN di Jakarta Timur, Rabu, 25 Januari 2023. TEMPO/M Julnis Firmansyah

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi kembali bercerita soal keputusannya di awal pandemi Covid-19, di mana dia memutuskan Indonesia tidak menerapkan kebijakan lockdown. Padahal saat itu 80 persen menteri di kabinet hingga DPR meminta lockdown, seperti yang diterapkan di negara lain.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

"Saya semedi 3 hari untuk memutuskan apa ini, apakah kita harus lockdown atau tidak. Karena betul-betul sangat tidak memiliki pengalaman semuanya mengenai ini," kata Jokowi dalam rakornas transisi penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional tahun 2023 di Jakarta, Kamis, 26 Januari 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Berbagai tekanan semacam ini, kata Jokowi, kerap terjadi krisis di masa awal Covid-19. "Kita (jadi) tidak jernih, kita tergesa-gesa, kita grasa grusu, kita bisa salah kita bisa keliru," ujarnya.

Potensi rusuh

Seandainya saat itu pemerintah memutuskan lockdown, Jokowi memprediksi dalam 2 sampai 3 minggu rakyat kecil tak akan punya peluang lagi untuk mencari nafkah.

"Semuanya ditutup, negara tidak bisa memberikan bantuan kepada rakyat, apa yg terjadi. Rakyat pasti rusuh, Itu yang kami hitung sehingga kami putuskan saat itu tidak lockdown," kata dia.

Meski tidak lockdown, pendapatan penerimaan negara tetap anjlok 16 persen di saat belanja negara harus naik 12 persen. Tapi pengalaman ini kemudian yang membuat seluruh perangkat pemerintah bisa bekerja sama. Salah satunya dalam mencapai suntikan vaksin juga 448 juta suntikan di tengah kendala geografis di Indonesia.



Puji Polri dan TNI sosialisasi vaksin

Jokowi memuji semua pihak yang terlibat di dalamnya, termasuk TNI dan Polri yang dia nilai betul-betul bekerja melampaui tugas intinya. "Ke kampung-kampung ngajakin rakyat divaksin, bukan pekerjaan yang mudah," kata dia.

Jokowi pun menilai kebijakan gas dan rem yang diterapkan di masa pandemi efektif, meski bukan sesuatu yang mudah. "Begitu hitungan salah sedikit, ekonomi akan jatuh, tetapi begitu gas-nya terlalu kenceng juga, pandemi-nya juga bisa naik," kata dia.

Terakhir pada 7 September 2022, Jokowi juga menceritakan momen dia bersemedi sebelu memutuskan lockdown atau tidak lockdown. "Di kabinet sendiri 80 persen, survei juga, rakyat minta, lebih 80 persen meminta lockdown, tapi saat itu saya semedi," kata Jokowi dalam acara Sarasehan 100 Ekonom Indonesia.

Baca: Airlangga Sebut Perpu Cipta Kerja Segera Dibawa ke Paripurna DPR

Fajar Pebrianto

Meliput isu-isu hukum, korupsi, dan kriminal. Lulus dari Universitas Bakrie pada 2017. Sambil memimpin majalah kampus "Basmala", bergabung dengan Tempo sebagai wartawan magang pada 2015. Mengikuti Indo-Pacific Business Journalism and Training Forum 2019 di Thailand.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus