Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - TNI Angkatan Udara menjelaskan alasan memeriksa dan menahan prajurit Serka BDS yang menyanyikan lagu penyambutan Rizieq Shihab. Kepala Dinas Penerangan TNI AU, Marsekal Madya Fajar Adriyanto mengatakan setiap prajurit harus bersikap netral dan tidak berpolitik praktis.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Prajurit harus netral, TNI itu tentara nasional sehingga tidak boleh berdiri di satu pihak,” kata Fajar saat dihubungi, Kamis, 12 November 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Fajar, prajurit TNI AU tidak dilarang bermain media sosial. Hanya saja dalam bermain medsos setiap prajurit harus bersikap netral.
Fajar mengatakan saat ini Serka BDS telah ditahan untuk dilakukan pemeriksaan oleh POM TNI AU, Intel, Pembinaan Mental dan komandan satuan. Dia mengatakan pemeriksaan dilakukan untuk menentukan seberapa besar kesalahan yang dilakukan. “Kami tidak sembarangan menghukum prajurit,” ujar dia.
Dalam video yang viral di media sosial, Serka BDS memakai pakaian dinas lapangan (PDL) TNI dengan pet biru khas TNI AU. Saat bersenandung, ia menurunkan separuh maskernya.
Pada video berdurasi 24 detik itu, Serka BDS bernyanyi dengan nada-nada religi. Kata-katanya ia ganti dengan kalimat penyambutan kepada Rizieq Shihab, pimpinan FPI yang baru tiba dari Arab Saudi ke tanah air.
"Marhaban pemimpin FPI, Allah.. Allah.. Disambut prajurit TNI, Allah.. Allah.. Marhaban Ahlan Wa Sahlan, Marhaban Habib Rizieq Syihab. Takbir, Allahuakbar!" demikian syair lagu yang dinyanyikan Serka BDS. Di akhir videonya, Serka BDS berpose salam komando.