Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Surabaya - Ketua tim pemenangan calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak, Mohamad Roziqi, menanggapi santai tudingan kubu Saifulah Yusuf (Gus Ipul)-Puti Guntur Soekarno bahwa ada indiksi pelanggaran di balik kemenangan pasangan nomor urut 1 itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Menurut Roziqi, tudingan itu hanya dicari-cari karena mereka masih diliputi suasana kalut. "Kalau ada pelanggaran harus ditunjukkan, agar kami bisa menjelaskan, kalau hanya fitnah kan tidak mendidik," kata Roziqi saat dihubungi, Sabtu, 30 Juni 2018.
Baca: Khofifah Menyatakan Dukung Jokowi di Pilpres 2019, PDIP: So What?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Sebelumnya, dalam keterangannya ke media, Gus Ipul mengatakan mendapat laporan dari kiai dan tim di lapangan mengenai indikasi penggunaan kekuasaan melalui program pemerintah dalam kampanye tim Khofifah-Emil.
Tudingan itu seperti mengarah kepada Program Keluarga Harapan, program pengentasan kemiskinan saat Khofifah menjabat menteri sosial. Hal ini juga pernah diungkit kubu Gus Ipul-Puti saat masa kampanye lalu.
Kendati tak akan menggugat hasil pilgub, namun para kiai pendukung Gus Ipul membentuk tim pencari fakta untuk menelusuri dugaan pelanggaran itu.
Baca: Kalah Quick Count dari Khofifah, Gus Ipul Menutup Pintu Rumah
Dalam hitung cepat hasil pemungutan suara pilgub Jawa Timur, Khofifah-Emil unggul atas Gus Ipul-Puti dengan kisaran 8 persen. "Kami bisa menerima meskipun banyak indikasi penggunaan kekuasaan melalui program pemerintah," kata Gus Ipul, Jumat, 29 Juni 2018.
Roziqi menilai anggapan Gus Ipul mengada-ada. Sebab, saat masa kampanye, Khofifah sudah bukan menteri lagi. "Bagaimana memobilisasi dukungan menggunakan program pemerintah kalau Bu Khofifah sudah tidak berkuasa," katanya.
Namun Roziqi tak menampik bahwa kader-kader Program Keluarga Harapan yang pernah bekerja sama dengan Khofifah masih punya ikatan emosional hingga sekarang. Sehingga, meski tanpa diminta, kata Roziqi, mereka mendukung Khofifah-Emil dalam pilkada. "Salahnya di mana," ujar Roziqi.
Baca: Telepon Khofifah, SBY Ucapkan Selamat dan Sampaikan Pesan
Roziqi justru balik mempertanyakan kepala daerah yang berkampanye untuk Gus Ipul-Puti, seperti Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, Bupati Ngawi Budi Sulistyono dan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas. "Bagaimana dengan itu," katanya.
Roziqi bersyukur karena pada akhirnya di daerah basis Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), seperti Ngawi dan Surabaya, Khofifah-Emil unggul. Padahal, di daerah-daerah itu Khofifah hanya menyapa warga dengan santun.
Namun, di Kabupaten dan Kota Madiun Khofifah-Emil justru kalah meski daerah tersebut tempat kelahiran Soekarwo, Gubernur Jawa Timur sekaligus Ketua Partai Demokrat Jawa Timur. "Padahal Pakde Karwo pendukung Khofifah-Emil," tutur Roziqi.