Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Apa Penyebab Ledakan Gudang Amunisi TNI

Sebanyak 65 ton peluru di gudang amunisi TNI di Bogor meledak. Amunisi kedaluwarsa itu seharusnya sudah dibuang.

1 April 2024 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

WARGA Kampung Parung Linang, Desa Ciangsana, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, panik saat selongsong peluru berjatuhan dari langit ke permukiman penduduk. Selongsong peluru itu berasal dari ledakan Gudang Amunisi Daerah milik Komando Daerah Militer Jaya TNI Angkatan Darat di Ciangsana.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Warga panik karena selongsong peluru dan granat terlempar hingga ke permukiman. Mereka lalu mencari tempat evakuasi,” kata Kepala Desa Ciangsana, Udin Saputra, saat ditemui di kediamannya di Ciangsana, Ahad, 31 Maret 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gudang amunisi TNI itu berada di sekitar perkampungan warga Kampung Parung Linang. Rumah-rumah penduduk hanya berjarak 150 meter dari gudang peluru tersebut.

Bangunan penyimpanan amunisi ini meledak sekitar pukul 18.10 WIB, Sabtu, 30 Maret 2024. Ledakan itu disertai semburan selongsong peluru serta api yang membubung ke udara. Warga setempat berkali-kali mendengar suara dentuman keras dari dalam gudang.

Udin mengatakan warga Parung Linang mulanya mendengar suara yang sangat keras seperti petasan. Awalnya warga setempat juga tidak menyangka bahwa suara itu berasal dari ledakan peluru. “Ternyata suara itu berasal dari gedung peluru yang terbakar,” kata Udin.

Saat ledakan terjadi, Udin bergegas meminta warganya menjauh dari gudang. Ia pun mempersilakan warga menempati rumahnya sebagai lokasi evakuasi sementara. Rumah Udin berada cukup jauh dari gudang amunisi tersebut. “Warga sudah kami evakuasi semua. Di wilayah itu sekarang kosong dan dipasang garis polisi,” katanya.

Warga kluster Visalia di Kota Wisata Cibubur juga terkena dampak ledakan gudang amunisi ini. Perumahan Visalia berjarak sekitar 200 meter dari gudang peluru. Berbagai material seperti granat dan selongsong peluru juga terlempar hingga ke Visalia.

“Granat ada lima hingga enam buah. Tapi tak ada yang meledak,” kata ketua RT setempat, Andre, Ahad kemarin.

Ia mengatakan jendela dan genting sejumlah rumah di Visalia mengalami kerusakan. Namun Andre belum dapat memastikan total rumah yang terkena dampak ledakan tersebut.

Warga mengungsi setelah ledakan di Gudang Amunisi Daerah Kodam Jaya di Ciangsana, Kabupaten Bogor, Ciangsana, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, 31 Maret 2024. ANTARA/Erlangga Bregas Prakoso/wpa

Penyebab Ledakan Gudang Amunisi TNI

Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto menduga ledakan terjadi akibat peluru yang berada di gudang amunisi tersebut sudah kedaluwarsa. Amunisi kedaluwarsa itu lebih sensitif untuk meledak. Sebab, baik gesekan maupun gerakan amunisi yang kedaluwarsa dapat menyebabkan ledakan.

“Kalau kedaluwarsa itu relatif sensitif. Labil. Kena gesekan, gerakan, dan panas akan mudah meledak,” kata Agus, dikutip dari Antara, Ahad kemarin.

Agus mengatakan total amunisi yang meledak seberat 65 ton, terdiri atas kaliber ukuran kecil hingga besar. Amunisi tersebut terdiri atas 160 ribu jenis, berasal dari beberapa satuan di bawah Kodam Jaya. Amunisi usang itu memang sengaja disimpan di gudang Ciangsana.

Ia menjelaskan, masa berlaku amunisi maksimal sepuluh tahun. Setelah itu, berdasarkan prosedur operasi standar, amunisi kedaluwarsa harus dikembalikan ke Kodam Jaya, lalu diperiksa dan diverifikasi. Selanjutnya amunisi akan dibuang (disposal). “Disposal di Pameungpeuk, Kabupaten Garut, Jawa Barat,” kata Agus.

Agus mengklaim TNI sudah melakukan mitigasi jika terjadi ledakan di gudang amunisi. Misalnya tempat penyimpanan amunisi berada di bawah tanah. Lokasi gudang juga relatif jauh dari permukiman warga.

“Jadi, di bawah tanah, karena labil. Sewaktu-waktu bisa meledak, kemudian ada tanggul,” katanya.

Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal Maruli Simanjuntak mengatakan gudang peluru itu sudah beroperasi sejak 1987. Saat dibangun, gudang berada jauh dari permukiman penduduk sehingga dinilai aman sebagai tempat penyimpanan amunisi.

Tapi, seiring dengan berjalannya waktu, kata dia, banyak rumah penduduk berdiri di dekat gudang. Akibatnya, rumah warga Ciangsana terkena dampak ledakan di gudang amunisi tersebut.

"Sebetulnya yang merapat itu, kan, perumahan. Kami dari zaman dulu sudah ada di sini,” kata Maruli, kemarin. “Itu sama-lah, semua kompleks militer akhirnya jadi mendekat (ke permukiman warga). Tapi dengan kondisi itu, ya, kami nanti evaluasi lagi."

Maruli mengatakan TNI akan mengevaluasi letak gudang peluru di Ciangsana tersebut. Ia juga membuka peluang relokasi permukiman warga yang terkena dampak. "Ya, ada kemungkinan (relokasi)," katanya.

Panglima Kodam Jaya Mayor Jenderal TNI Mohamad Hasan mengatakan ledakan diduga berasal dari gudang nomor 6, yang menyimpan 160 ribu jenis amunisi kedaluwarsa. Reaksi kimia dari amunisi itu diduga menjadi penyebab ledakan.

Ia mengatakan tak ada korban jiwa maupun terluka akibat kejadian ledakan tersebut.

Hingga Ahad malam, garis polisi masih terpasang di pintu masuk permukiman warga dan kluster Visalia yang berada di dekat gudang amunisi. Hanya warga setempat yang bisa memasuki permukiman tersebut.

Kendaraan pemadam kebakaran berada di gerbang Gudmurah Jaya/Bekasi Ciangsana saat terjadi kebakaran Gudang Amunisi Daerah Kodam Jaya di Ciangsana, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, 31 Maret 2024. TEMPO/Martin Yogi Pardamean

Pemadaman Api

Petugas pemadam kebakaran tiba di lokasi berselang satu jam lebih setelah kebakaran gudang amunisi TNI. Petugas pemadam kebakaran Kabupaten Bogor, Jajuli, mengatakan pihaknya menerima laporan kebakaran pada pukul 18.30 WIB. Lalu mereka bergegas ke lokasi. Tapi petugas damkar sempat terhalang karena kondisi jalanan yang padat.

Saat petugas pemadam kebakaran tiba, ledakan di gudang peluru masih terjadi. Prajurit TNI yang berjaga lantas melarang petugas damkar mendekat ke gudang. Petugas damkar hanya bersiaga pada jarak 500-800 meter dari lokasi kejadian.

Jajuli juga menyaksikan selosong peluru dan granat yang menyembur ke udara, lalu menyebar ke segala arah. “Terlempar sampai kurang-lebih satu kilometer,” kata Jajuli.

Menurut dia, petugas damkar baru bisa mendekat ke gudang amunisi setelah tak terdengar ledakan atau menjelang Ahad subuh. "Sekitar pukul empat subuh baru kami melakukan pendinginan sampai dengan setengah sembilan pagi," kata Jajuli.

Ia mengatakan gudang amunisi itu memiliki 14 bagian. Ia menduga ledakan berawal dari gesekan mortir di gudang nomor 6. Gesekan itu yang memicu panas, kepulan asap, hingga ledakan dan kebakaran. "Yang meledak itu gudang keenam dari 14 gudang," kata dia.

Di dalam gudang, kata Jajuli, terdapat tanggul. Tanggul itu berfungsi menghalangi semburan amunisi ke samping. Saat kejadian, semburan selongsong peluru dan granat mengarah ke atas.

Pengamat militer Anton Aliabbas mengatakan ledakan amunisi di Ciangsana ini bukan peristiwa yang pertama. Dalam sepuluh tahun terakhir, terjadi beberapa kali insiden serupa. Misalnya ledakan di gudang amunisi milik Komando Pasukan Katak TNI Angkatan Laut di markasnya, Pondok Dayung, Tanjung Priok, Jakarta Utara, sepuluh tahun lalu. Insiden itu mengakibatkan satu orang meninggal dan 87 orang terluka.

Ledakan juga sempat terjadi di gudang Detasemen Gegana Brigade Mobil Polda Jawa Timur pada 4 Maret 2024 dan gudang bahan peledak milik Brimob Polda Jawa Tengah pada 2019.

Anton menyarankan pihak TNI dan Polri secara menyeluruh mengevaluasi standar penanganan amunisi dan bahan peledak, terutama material yang kedaluwarsa. “Sudah sepatutnya ada peninjauan aturan yang komprehensif,” kata Anton.

Ia meminta lokasi gudang amunisi jauh dari permukiman penduduk. Anton mencontohkan gudang amunisi di Ciangsana yang berdekatan dengan permukiman warga.

Pengamat militer Connie Rahakundini Bakrie mengatakan prinsip gudang amunisi adalah keselamatan tertinggi sehingga peluru di dalamnya tidak boleh meledak dengan alasan apa pun. Karena itu, kata dia, tolok ukur keamanan amunisi harus dicapai dengan prosedur yang tetap.

“Prosedur ini tak boleh dilanggar. Bila dilanggar, risiko semakin besar,” kata Connie.

Minim Pengawasan Komisi Pertahanan

Anggota Komisi I DPR yang membidangi pertahanan, Tb. Hasanuddin, mengatakan gudang amunisi di Ciangsana itu merupakan bangunan tua. Alat pendeteksi ledakan di sana, seperti pendeteksi suhu dan aliran listrik, juga sudah tua. “Nah, mungkin sudah kurang perhatian karena tua, ya,” kata Hasanuddin.

Ia mengingat, gudang amunisi tersebut sesungguhnya jauh dari permukiman warga saat dibangun sekitar 30 tahun lalu. Tapi lama-kelamaan, banyak penduduk yang tinggal di dekat gudang. “Jadi, (gudang itu) mungkin sudah tidak memenuhi syarat karena sudah terlalu lama,” katanya.

Politikus PDI Perjuangan ini menyarankan agar TNI menempatkan ulang gudang amunisi tersebut agar aman dari penduduk. Perlengkapan dalam gudang juga perlu diperbaiki.

Hasanuddin mengakui Komisi I DPR tidak melakukan pengawasan terhadap keberadaan gedung peluru ini. Komisi Pertahanan lebih konsentrasi mengawasi urusan anggaran dan pengawasannya. “Kalau ada pengajuan, ya, kami setujui,” kata Hasanuddin.

Ia menjelaskan, pihak TNI juga tidak pernah melaporkan secara mendetail soal gedung peluru. Sehingga Komisi I tidak pernah mendapatkan data detail mengenai jenis dan jumlah amunisi hingga jumlah gudang peluru. “Itu tak pernah dilaporkan kepada Komisi I,” katanya.

Anggota Komisi Pertahanan, Al Muzzammil Yusuf, mengatakan komisinya memang tak pernah membahas urusan gudang amunisi TNI. Selama ini, Komisi Pertahanan hanya membahas alat utama sistem senjata (alutsista) serta kesejahteraan dan perumahan prajurit TNI.

“Inspeksi ke gudang jarang kami lakukan. Mungkin karena prosedur keamanan sehingga tidak semua orang dimungkinkan melihat,” kata Muzzammil.

Politikus Partai Keadilan Sejahtera ini meminta TNI lebih berhati-hati dalam mengelola gudang amunisi. Sebab, ledakan di gudang amunisi TNI sudah berulang kali terjadi.

“Semua gudang senjata amunisi yang ada perlu dicek ulang. Jika masih ada yang dekat dengan rumah penduduk, perlu dipikirkan untuk relokasi,” ujar Muzzamil.

Anggota Komisi Pertahanan lainnya, Dave Akbarshah Fikarno Laksono, meminta TNI mendalami penyebab ledakan di gudang amunisi tersebut sebagai bahan evaluasi dan perbaikan aturan penyimpanan amunisi. “Komisi I DPR akan melakukan pengawasan terhadap penyelidikan ledakan itu,” kata politikus Partai Golkar ini.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Mahfuzulloh Al Murtadho, Amelia Rahima Sari, Adi Warsono, dan Han Revanda Putra berkontribusi dalam penulisan artikel ini

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus