Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Mahasiswa Ilmu Politik Universitas Airlangga (Unair) memenangkan juara dua kompetisi esai nasional yang digelar Himpunan Mahasiswa Kimia Universitas Sriwijaya. Devira Hannum Harahap, mahasiswa angkatan 2020 itu menang berkat gagasannya berupa aplikasi advokasi politik bernama Animoo. Animoo adalah singkatan dari Anonymous Opposition Opinion.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Melalui esainya, Devira mengembangkan Animoo sebagai aplikasi komunikasi dan advokasi politik. Aplikasi ini memberikan akses bagi masyarakat untuk menyampaikan kritik, advokasi, serta beropini pada pemerintah beserta jajarannya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Aku mengajukan sebuah aplikasi yang menawarkan kenyamanan bagi pengguna untuk mengkritik, mengadvokasi, dan memberikan opininya. Hal itu khususnya tertuju kepada pemerintah, lembaga pemerintahan, pejabat pemerintahan, atau elit-elit politik lain,” kata Devira dikutip dari laman Unair pada Rabu, 18 Oktober 2023.
Inovasi Devira berangkat dari keprihatinannya atas jeratan hukum akibat tersandung Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE). Undang-undang ini membuat masyarakat jadi enggan menyampaikan kritik pada pemerintah, lantaran terancam pidana penjara.
"Gagasan ini berawal dari maraknya tersangka yang terjerat UU ITE ketika menyampaikan opininya tentang pemerintah ke ranah publik,” kata Devira.
Beropini secara anonim
Devira pun mengutarakan keunggulan dari rancangan aplikasi ini. Animoo memungkinkan bahwa identitas pengguna tidak akan terungkap ke publik.
Mahasiswi Unair membuat aplikasi advokasi politik bernama Animoo. Dok. Unair
Sebagaimana namanya, aplikasi ini akan menjadi wadah bagi masyarakat untuk menyampaikan advokasi dan kritik secara anonim tanpa merasa terancam. Selain itu, Devira merancang gagasan Animoo dengan layanan aduan khusus.
Layanan ini berfungsi untuk memberikan penilaian terhadap lembaga formal, baik pada tingkat daerah maupun pusat. “Hal ini memungkinkan partisipasi dari masyarakat dalam mengevaluasi pemerintahan,” kata Devira.
Berbekal keunggulan yang diproyeksikan, Devira berharap agar Animoo dapat diwujudkan secara nyata. Sebab, aplikasi yang ia cetuskan itu relevan dengan permasalahan politik dan partisipasi masyarakat Indonesia saat ini.
“Semoga gagasan ini tidak hanya menjadi naskah saja. Semoga saya dapat merealisasikan dan mengimplementasikan aplikasi ini secara langsung kepada masyarakat,” kata Devira.