Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Politik

Megawati: Pak Jokowi Kalau Enggak Ada PDIP Kasihan Dah

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mengklaim dirinyalah yang berperan menjadikan Jokowi sebagai presiden. Begitupula dengan Ma'ruf dan Mahfud.

10 Januari 2023 | 14.22 WIB

Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menyampaikan pidato politiknya dalam HUT ke-50 PDI Perjuangan di JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Selasa 10 Januari 2023. HUT ke-50 tahun PDI Perjuangan bertemakan Genggam Tangan Persatuan Dengan Jiwa Gotong Royong dan Semangat Api Perjuangan Nan Tak Kunjung Padam. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
Perbesar
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menyampaikan pidato politiknya dalam HUT ke-50 PDI Perjuangan di JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Selasa 10 Januari 2023. HUT ke-50 tahun PDI Perjuangan bertemakan Genggam Tangan Persatuan Dengan Jiwa Gotong Royong dan Semangat Api Perjuangan Nan Tak Kunjung Padam. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri menceritakan perannya yang menjadikan Joko Widodo alias Jokowi menjadi Presiden seperti saat ini. Mulanya, ia mengatakan bahwa salah satu pengamat ekonomi politik menyebutnya sebagai sosok yang pintar, cantik, karismatik, dan punya jiwa pejuang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Di sisi lain, Mega menyebut PDIP juga berupaya menggalakkan program stunting. Sembari bergurau, ia meminta Jokowi memberikannya penghargaan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“PDI Perjuangan menggalakkan program stunting. Ya mbok saya dikasih bintang toh yo. Pak Jokowi itu ngono lho mentang-mentang. Lah iya. Padahal Pak Jokowi kalau nggak ada PDIP kasian dah,” kata Mega dalam pidatonya dalam acara HUT PDIP di JIExpo, Selasa, 10 Januari 2023.

Mega menegaskan dirinya punya peran penting dalam menuntun Jokowi hingga menjadi Presiden saat ini. Ia juga menyarankan Jokowi mendapuk Ma’ruf Amin menjadi pendampingnya.

Selain itu, penunjukan Mahfud Md sebagai Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan juga atas andil Mega. “Pak Jokowi, Pak entar kalau ini, saya minta izin pendamping Bapak Ma’ruf ya, terus Pak Mahfud diambil sebagai Menkopolhukam,” kata dia.

Mega kemudian mengingatkan bahwa dirinya merupakan bos Ma’ruf dan Mahfud di Badan Pembinaan Ideologi Pancasila atau BPIP. Kini, kata dia, kedua orang tersebut telah diambil oleh Jokowi.

“Terus saya bilang ke mereka, kok enak amat ya, aku tadinya bos mereka eh tiba-tiba diambil Pak Jokowi. Lho kok aku ora dijupuk yo (aku kok tak diambil ya)?” kata Mega.

Padahal, dia menyebut Mega mestinya juga diambil oleh Jokowi untuk ditempatkan pada posisi tertentu. Kendati demikian, ia mengaku tidak mempersoalkan hal ini mengingat dirinya tidak mencari kekuasaan.

“Lah kan mesti katut no aku? Tetep aja di BPIP. Ya udah, karena saya nggak cari kuasa,” ujarnya.

Dia turut mengingatkan bahwa sebelum diusung PDIP, tidak banyak masyarakat yang tahu Jokowi. “Maaf ya, dulu siapa sih yang tahu Pak Jokowi? Makanya kan nggak di pesta, di rumah saya umumkan,” kata Mega.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus