Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
HAMPIR dua bulan sejak perjanjian perdamaian pemerintah Republik Indonesia dan Gerakan Aceh Merdeka diteken di Helsinki, Agustus lalu, Muhammad Jamil belum juga berani pulang ke kampungnya di Nisam, Aceh Utara. Sesekali-, lelaki 50 tahun itu mengendap-endap menengok rumahnya. Itu pun hanya sebentar saja. Dia rupanya takut dipergoki- anggota Gerakan Aceh Merdeka.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo