Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Palu-arit di dada cewek

Sebuah kalender 1983 yang disebarkan oleh pt ici co (jakarta) dilarang beredar, kalender tersebut bergambar seorang cewek mengenakan t-shirt yang ada palu aritnya. (nas)

15 Januari 1983 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KALENDER 1983 itu berukuran 53 x 39 cm, berwarna, terdiri dari enam halaman. Tiap halaman bergambar cewek, sendirian atau ditemani cowok tampan. Semuanya potret reklame, menawarkan produk baterai ABC dan minuman Champindo. Kalender tersebut memang disebarluaskan PT International Chemical Industrian Co. di Jakarta Barat, yang memproduksi kedua produk itu. Tak ada yang istimewa sebenarnya. Tapi inilah kalender yang di awal bulan ini dihebohkan, kemudian dilarang beredar, dan disita. Alasan: pada lembar ketiga, berpenanggalan Mei dan Juni 1983, ada gambar palu arit, persis seperti simbol partai komunis. Pada lembar yang dimaksud terpampang gambar cewek dan cowok yang lagi asyik. Cowoknya tak berbaju gaya Mao atau berpiyama hitam seperti gerilya Khmer Merah, tapi berstelan jas putih berbaju kaus merah, lehernya berkalung emas --gaya cowok masa kini. Ceweknya tak bercaping petani, tapi ber-T-shirt mutakhir, mengenakan jeans dan bersepatu Dunlop. Lalu di mana si palu arit? Ternyata di dada T-shirt si cewek. Baju itu bergambar sebuah wajah biru, berambut hitam, agak mengerikan. Di kening wajah itulah nampak gambar palu-arit merah. Di bawah gambar wajah ini terlintas tulisan namun tak terbaca. Karena, pas pada bagian ini, kaus berlekuk-lekuk. Syahdan, orang pun menemukan gambar itu, lantas melaporkannya ke pihak yang berwajib. Danres Cianjur, Ja-Bar, Letkol Soelaeman, menyatakan diri petugas pertama yang menyita itu kalender, sebanyak 15 biji. Di Ja-Tim, juga berkat laporan masyarakat, oleh Kodak X Ja-Tim disita sebanyak 18 ribu eksemplar lebih. Di Yogyakarta tak diketahui persis berapa yang beredar. Tapi menurut salah seorang dari agen besar batu baterai di Semarang, kalender itu beredar di Ja-Teng dan Yogyakarta dalam jumlah ribuan. Total jenderal, di seluruh Indonesia, menurut Puspen Hankam pekan lalu dari 100 ribu eksemplar kalender tersebut yang dicetak, 42 ribu sudah sempat diedarkan, 37 ribu telah berhasil ditarik kembali. Yang 58 ribu masih tersimpan di gudang PT International Chemical Industrial (ICI) Co. Tapi siaran pers Hankam itu menyatakan, kasus ini "belum ada tanda-tanda atau indikasi yang mengarah sebagai kegiatan dengan tujuan politik tertentu." Lalu bagaimana ini terjadi? Direktur PT ICI Co., Husain Djojonegoro, tak bisa ditemui. Menurut Patcy Arvertising, yang sejak dua tahun lalu menangani iklan batu baterai ABC, PT ICI Co. dalam hal membuat kalender memesan disain dari biro reklame luar negeri, lantas diolah lagi dengan Patcy. "Tapi disain kalender yang 1983 itu bukan dari kami," kata pihak Patcy. Perusahaan Image Arvertising, yang menangani reklame minuman Champindo, pun tak tahu menahu tentang kalender tersebut. Sebab, "kami baru sekitar dua bulan berdiri, dan baru sebulan yang lalu menangani iklan Champindo," kata wakil pimpinannya. Seorang pegawai PT ICI Co., yang namanya tak ingin disebutkan, menceritakan bagaimana biasanya perusahaan ini membuat kalender: gambar klise dipesan dari luar negeri, lalu dicetak di Indonesia. Untuk kalender 1983 ini pun demikian: model yang dipotret untuk iklan itu pun artis luar negeri, entah Hongkong atau Singapura. Dalam proses itu, agaknya telah terjadi keteledoran. Dalam sebuah klise slide, yang ukurannya biasanya 6 x 6 cm, gambar palu arit pada T-shirt cewek itu memang gampang luput dari mata biasa. Apalagi bila yang diperhatikan ialah soal ceweknya cantik atau tidak apakah produk yang ditawarkan jelas terpampang atau tidak -- sebagaimana kebiasaan pihak pemesan gambar reklame. Adapun pihak percetakan -- tak diperoleh keterangan percetakan mana yang mencetak kalender ini -- tentulah juga lebih mengurusi apakah kalender yang dicetak gambarnya tidak meleset, apakah warnanya sudah cocok. Maka memang besar kemungkinan, bahwa soalnya soal alpa belaka. Perusahaan mana sih yang berani ambil risiko main-main seperti itu? Adapun tentang si cewek asing yang mengenakan itu T-shirt sial, bisa saja dia simpatisan komunis yang memanfaatkan lowongan. Atau bisa saja sebaliknya: siapa tahu bahwa gambar palu arit di jidat tokoh seram itu ternyata dari sebuah poster dengan kata-kata, umpamanya: "Ganyang Komunis!"

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus