Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Wadah Pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi mengenang Salahuddin Wahid atau Gus Solah sebagai tokoh antikorupsi. Menurut WP, Gus Solah ikut menjaga komisi antirasuah dari upaya pelemahan. "Beliau selalu menjaga KPK selama ini, baik dengan dukungan datang langsung ke gedung KPK maupun dengan mendukung upaya KPK," kata Ketua WP KPK Yudi Purnomo dalam keterangan tertulis, Senin, 3 Februari 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selain mendukung KPK, kata Yudi, Gus Solah juga mendukung upaya pemberantasan korupsi di Pondok Pesantren Tebuireng yang diasuhnya. Pada 2017, misalnya, adik almarhum Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur ini menggagas Deklarasi Tebuireng untuk melawan budaya korupsi dengan para pemimpin lintas agama.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Semoga, ke depan akan lahir sosok yang mewarisi pemikiran beliau."
Gus Solah meninggal pada pukul 20.55, Ahad, 2 Februari 2020. Cucu pendiri Nahdlatul Ulama KH Hasyim Asy'ari itu meninggal setelah melewati masa kritisnya di Rumah Sakit Harapan Kita, Jakarta.
Setelah disemayamkan di rumah duka di Jalan Tendean, Jakarta Selatan, jenazah Gus Solah akan dimakamkan di Jombang, Jawa Timur pada sore ini juga. Almarhum mantan anggota Komas HAM itu akan dimakamkan tepat di samping makam kakaknya, Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.