Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Difabel

Resolusi Tahun Baru yang Dapat Diterapkan Penyandang Disabilitas

Berikut ini beberapa saran resolusi yang dapat diterapkan bagi penyandang disabilitas atau orang yang hidup dengan penyakit kronis.

2 Januari 2023 | 17.17 WIB

Ilustrasi resolusi tahun baru. cloudfront.net
Perbesar
Ilustrasi resolusi tahun baru. cloudfront.net

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Setiap orang tentu memiliki resolusi tahun baru, meskipun ada kalanya tidak berubah dari tahun ke tahun. Begitu pula dengan penyandang disabilitas dan orang orang yang memiliki penyakit kronis, tentu memiliki resolusi yang perlu dijalankan untuk meraih kualitas kehidupan yang lebih baik.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Berikut ini beberapa saran resolusi yang dapat diterapkan bagi penyandang disabilitas atau orang yang hidup dengan penyakit kronis seperti yang dikutip dari Health.com, Sabtu, 31 Desember 2022.

Tidak Membandingkan Diri dengan Orang Lain

Di tahun baru, lebih banyak orang mengatakan tujuan profesional mereka yang ingin dicapai. Hal ini dapat mempengaruhi orang lain dan menyebabkan seseorang terpicu untuk bekerja atau memaksa diri secara lebih keras, terutama jika tiba-tiba menghadapi gejala baru atau memburuk sehingga menjadi pekerjaan tambahan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Sangat sulit, terutama dengan penyakit kronis di masa dewasa muda untuk membandingkan diri Anda dengan orang lain, Anda berada di garis waktu Anda sendiri, dan tidak ada yang seharusnya membuat Anda merasa tertinggal,” kata Sneha Dave, pendiri dan direktur eksekutif Generation Patient yang hidup dengan kolitis ulserativa kepada Health.com.

Luangkan Waktu untuk Makan Siang secara Teratur

Petugas Program Hak Disabilitas AS dari Ford Foundation Rebecca Cokley, penyandang disabilitas, orang kecil yang hidup dengan migrain, mencuit melalui akun Twitternya dan menanyakan apa yang mereka makan untuk siang hari. Bagi Rebecca, makan siang adalah “momen untuk melepaskan diri dari pekerjaan dan memeriksa” dirinya sendiri.

Salah satu resolusi yang dapat membantu orang dengan penyakit kronis dan disabilitas untuk menjaga diri mereka sendiri adalah dengan mengingat makan siang. Cokley sering mendapati dirinya sendiri melewatkan makan siang. Kemudian, dia mulai melakukan ini setelah menghubungi sekitar 30 rekan penyandang disabilitas lainnya untuk menanyakan apakah mereka sering melewatkan makan siang untuk terus bekerja.

“Kebanyakan orang memberi alasan bahwa mereka merasa belum cukup berbuat, yang selalu merupakan dakwaan kapitalisme,” kata Cokley kepada Health.com. Untuk membantu memastikan bahwa makan siang tidak terlewati, kegiatan makan siang dapat ditambahkan ke daftar tugas, dan memprioritaskan seperti tanggung jawab lainnya.

Tetapkan Tujuan Kesehatan yang Realistis

Kehidupan orang dengan penyakit kronis atau kedisabilitasan dapat terlihat berbeda, sehingga setiap individu memiliki tujuan kesehatan yang tak sama. Mungkin berkonsultasi dengan dokter tentang perawatan kesehatan baru. Mencoba ikut serta dalam kelas online guna mempelajari lebih lanjut tentang perawatan diri juga dapat dilakukan.

“Hal ini harus diikuti dengan pengetahuan bahwa penyakit kronis memiliki kondisi fluktuatif, bahkan jika seseorang sudah melakukan segalanya dengan benar, dan tidak membiarkan rasa bersalah itu membatasi kemampuan untuk mencapai tujuan hidup,” kata Eileen Davidson, advokat pasien rheumatoid arthritis yang menulis blog di Chronic Eileen  yang berisi tentang pengetahuan kesehatan umum.

Singkirkan Orang Negatif dalam Hidup

Meskipun mungkin membutuhkan usaha, mengelilingi diri sendiri dengan teman sebaya dan penyedia layanan kesehatan yang mendukung sangat membantu saat hidup dengan penyakit kronis atau kedisabilitasan. Ada baiknya meluangkan waktu untuk menemukan seseorang lainnya yang dapat memvalidasi kekhawatiran diri.

“Jika memiliki dokter yang tidak percaya pada Anda, sebaiknya temukan waktu dan energi di tahun depan untuk menggantikannya dengan seseorang yang mendengarkan dan memusatkan perhatian Anda,” kata Cokley.

Temukan Teman yang Punya Sakit Kronis atau Berkumpul Penyandang Disabilitas Lain

Berurusan dengan gejala yang membuat frustrasi bisa terasa memberatkan , terutama karena protokol COVID-19 yang menunda perawatan banyak orang yang sakit kronis atau memiliki kedisabilitasan. Salah satu cara mengatasinya adalah berkomunikasi dengan orang lain yang hidup dengan kondisi hampir sama.

“Salah satu hal yang paling kuat bagi saya, yang tidak saya sadari sampai setelahnya, adalah dukungan teman , Tidak ada jeda dari penyakit kronis, tetapi satu hal yang dapat Anda lakukan untuk diri sendiri adalah menemukan komunitas,” kata Sneha Dave.

Dukungan komunitas dapat ditemukan di banyak tempat berbeda, termasuk grup pendukung resmi, atau hanya menemukan orang yang Anda sukai di platform media sosial seperti Twitter atau Instagram.

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus