Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Harun Masiku, Caleg PDIP yang menjadi tersangka kasus dugaan suap mantan komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Wahyu Setiawan, menjajaki karir politiknya di Partai Demokrat pada 2009.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dikutip dari Majalah Tempo edisi 18 Januari 2020, "Anak Hakim di Kantor Sekjen," Harun masuk tim sukses pasangan Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono dalam pemilihan presiden 2009. Ia menjadi anggota tim sukses wilayah Sulawesi Tengah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada 2014, Harun mencalonkan diri menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat melalui Daerah Pemilihan Sulawesi Selatan III. Namun, ia gagal. Partai Demokrat pun sempat memperjuangkan agar Harun bisa lolos ke Senayan dengan menggugat Mahkamah Konstitusi. Tapi kandas.
Harun kemudian pindah ke PDIP. Ketua Dewan Kehormatan PDIP Komarudin Watubun mengatakan Harun baru bergabung menjelang Pemilu 2019. "Ah itu juga orang baru, saya sendiri baru dengar itu," ujar Komarudin pada 11 Januari 2020.
Nama Harun mencuat setelah KPK meringkus Wahyu Setiawan dalam rangkaian operasi tangkap tangan. Harun diduga menyuap Wahyu agar bisa menjadi anggota DPR lewat jalur pergantian antarwaktu (PAW). KPK telah mentepakan Harun sebagai tersangka.
Persoalan ini bermula ketika caleg PDIP Nazarudin Kiemas dari daerah pemilihan Sumatera Selatan I, yang meraih suara terbanyak, meninggal dua pekan sebelum Pemilu 2019. PDIP kemudian mengajukan uji materi ke Mahkamah Agung agar suara Nazarudin dikembalikan kepada partai dan partai diberi kewenangan menentukan PAW.
Rencana Harun itu didukung oleh PDIP. Ketua KPU Arief Budiman mengatakan, PDIP telah tiga kali berkirim surat, meminta Harun ditetapkan sebagai anggota DPR menggantikan Riezky Aprilia. Dalam tiga surat itu, terdapat tanda tangan Hasto Kristoyanto.
Hasto berdalih partainya mengajukan Harun karena dinilai bersih. "Dia (Harun Masiku) sosok bersih dan dalam upaya pembinaan hukum juga selama ini cukup baik track record-nya," ujar Hasto pada 9 Januari 2020.