Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Politik

Sekjen PBNU Kembali Sentil PKB, Sebut Akui Saja Hasil Pemilu dan Ucapkan Selamat

Sekjen PBNU Saifullah Yusuf menyebut "manuver" yang dilakukan PKB akan sia-sia.

1 April 2024 | 05.45 WIB

Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Saifullah Yusuf. ANTARA/HO-PBNU
Perbesar
Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Saifullah Yusuf. ANTARA/HO-PBNU

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama atau PBNU Saifullah Yusuf kembali meminta Partai Kebangkitan Bangsa atau PKB tidak banyak “bermanuver” perihal sikap terhadap hasil Pemilu 2024 yang telah ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

“KPU sudah mengumumkan pemenangnya. Ya sudah, akui saja itu dan berikan ucapan selamat,” kata pria yang akrab disapa Gus Ipul itu dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Ahad, 31 Maret 2024 seperti dikutip Antara.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gus Ipul menuturkan “manuver” yang dilakukan PKB akan sia-sia. Ia pun mengingatkan PKB ada karena jasa ulama NU.

“Jika pada saat perolehan suara PKB naik, itu bukan hanya kerja pengurusnya, tapi juga kerja dari para ustaz kampung dan kiai-kiai yang juga ikut berjuang agar PKB tetap eksis,” ujar dia.

Mantan Wakil Gubernur Jawa Timur dua periode ini juga mengingatkan PKB bahwa hasil yang diklaim saat ini merupakan hasil kerja kolektif pengurus NU daerah.

“Jangan sampai diklaim apa yang ada saat ini itu hanya kerja ketua umumnya, tapi itu adalah hasil kerja kolektif pengurus NU daerah,” kata dia.

PKB adalah satu dari delapan partai politik yang memenuhi ambang batas parlemen sebesar 4 persen suara sah nasional pada Pemilu 2024. Berdasarkan rekapitulasi KPU yang ditetapkan pada 20 Maret lalu, PKB menempati posisi keempat dengan perolehan 16.115.655 suara atau 10,62 persen dari total suara. 

Gus Ipul Kritik PKB Lamban Terima Hasil Pilpres 2024

Ini bukan kali pertama Gus Ipul mengkritik PKB soal hasil pemilu. Sebelumnya, sehari setelah penetapan hasil Pemilu 2024 oleh KPU, dia menyoroti lambannya PKB dalam menyatakan penerimaan terhadap hasil Pilpres 2024. Kala itu, dia mengatakan hingga 21 Maret 2024, PKB belum memberi pernyataan soal penerimaan hasil Pilpres.

Dia membandingkan dengan langkah Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh yang langsung menyatakan sikapnya seusai pengumuman penetapan hasil Pilpres oleh KPU pada Rabu malam, 20 Maret 2024.

“Bang Surya Paloh negarawan, saya sangat mengapresiasi dan ini layak ditiru oleh PKB,” kata Gus Ipul melalui keterangan resmi pada 21 Maret lalu.

Gus Ipul merasa prihatin karena PKB, yang selama ini mengklaim sebagai partai perwakilan orang NU, tidak segera mengakui hasil Pilpres. Dia menilai PKB terlalu banyak melakukan manuver sehingga terlambat dalam menyatakan penerimaannya.

“PKB terlalu banyak manuver sehingga terlambat menyatakan menerima hasil Pilpres. Mau menerima hasil Pileg tapi malu-malu menerima hasil Pilpres,” kata dia.

Dia menegaskan pengakuan terhadap hasil pilpres bukan sekadar beropini, tetapi juga apresiasi terhadap pilihan rakyat dan menghargai kinerja KPU.

“Ini soal cara berpikir. Mengakui hasil pilpres sama dengan mengapresiasi pilihan rakyat dan kerja KPU. Bahwa ada masalah, itu bisa diproses. Perkara ada pelanggaran itu yang memutus MK (Mahkamah Konstitusi), ada jalurnya bukan beropini,” ujar Gus Ipul.

Menurut dia, secara umum hasil Pemilu maupun Pilpres sudah berjalan dengan baik, tanpa ada gesekan berarti dari warga NU.

“Warga NU di bawah itu berharap dinamika pasca-pilpres tidak berkepanjangan. Para kiai juga sudah berpesan agar masyarakat menghormati seluruh hasil yang ada sehingga kehidupan berbangsa bisa kembali normal seperti semula.” Kata dia.

Jawaban PKB: Gus Ipul Sebaiknya Berfokus Mengurus NU

Ketua Dewan Pengurus Pusat PKB Luluk Nur Hamidah menanggapi kritik Gus Ipul. Menurut dia, saat ini prioritas PKB adalah meluruskan konstitusi dan mengawal dugaan kecurangan Pemilu 2024.

“Yang paling pokok bagi kami adalah untuk meluruskan bilamana ada dugaan-dugaan yang terkait dengan kecurangan dan itu yang sedang kami lakukan dan kita berharap bahwa MK itulah yang menjadi benteng akhir untuk menegakkan konstitusi,” kata  Luluk, saat dihubungi Tempo pada Kamis, 21 Maret lalu.

Menurut Luluk, setiap kecurangan mempunyai hak untuk dikoreksi. Setiap kandidat mempunyai hak untuk mendapatkan keadilan. Saat ini, pasangan calon nomor urut satu, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Cak Imin) sedang menempuh jalur MK. Luluk menilai, ini menunjukkan kedewasaan Cak Imin selaku Ketua Umum PKB untuk menggunakan saluran konstitusi dalam melakukan segenap koreksi atas berbagai dugaan ketidakberesan Pilpres.

“Maka kita harus menempuh langkah-langkah konstitusional yang terkait dengan dugaan-dugaan kecurangan dari mulai proses hingga hasil akhir ini. Saya kira itu yang sedang dilakukan Cak Imin,” ujar Luluk.

Luluk menjelaskan fokus PKB saat ini juga menjaga suara 40 juta orang lebih yang telah mendukung pasangan Anies-Muhaimin. Dia kemudian meminta Gus Ipul untuk berfokus mengurus NU. 

“Gus Ipul sebaiknya berfokus ngurus NU dan penataan kelembagaannya, saya kira lebih bagus. Sejak awal kita ini menghargai sikap PBNU yang katanya harus netral dan tidak terlibat di dalam politik praktis,” kata Luluk.

ADINDA JASMINE PRASETYO | ANTARA

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus