Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
GEMPA yang menggoyang Nias, dua pekan lalu, tak meluputkan Bawomataluwo, dusun purba tak jauh dari Teluk Dalam, Nias Selatan. "Batu lompat itu sulit digunakan lagi," kata Memoris Wau, 50 tahun, kepala Desa Bawomataluwo, memandang "hombo batu" itu yang kini berantakan. Memoris tentu gundah: atraksi lompat batu, yang disebut fahombe, merupakan ritual penting bagi warga Desa Bawomataluwo.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo