Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Pendidikan

Solo KLB Corona, RSUD Moewardi Tutup Kunjungan Pembesuk

RSUD dr. Moewardi menutup sementara kunjungan pembesuk setelah pemerintah Surakarta menetapkan Solo KLB Corona.

16 Maret 2020 | 10.44 WIB

Petugas medis keluar dari ruang isolasi khusus untuk pasien airborne yang disiapkan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Moewardi, Solo, Jawa Tengah, Senin, 27 Januari 2020. Untuk mengantisipasi penyebaran Virus Corona dari Tiongkok melalui Bandara Adi Soemarmo, RSUD Dr. Moewardi Solo menyiapkan tim khusus yaitu Severe Acute Respiratory Infection (SARI) yang bertugas menangani pasien terduga dan ruang isolasi khusus untuk pasien dugaan terjangkit Virus Corona. ANTARA
Perbesar
Petugas medis keluar dari ruang isolasi khusus untuk pasien airborne yang disiapkan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Moewardi, Solo, Jawa Tengah, Senin, 27 Januari 2020. Untuk mengantisipasi penyebaran Virus Corona dari Tiongkok melalui Bandara Adi Soemarmo, RSUD Dr. Moewardi Solo menyiapkan tim khusus yaitu Severe Acute Respiratory Infection (SARI) yang bertugas menangani pasien terduga dan ruang isolasi khusus untuk pasien dugaan terjangkit Virus Corona. ANTARA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Manajemen RSUD dr. Moewardi, Solo, melarang masyarakat untuk membesuk pasien yang dirawat. Kebijakan itu dilakukan menyusul penetapan status kejadian luar biasa (KLB) virus corona yang diberlakukan oleh Pemerintah Kota Surakarta.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Pengumuman penutupan kunjungan pembesuk ditempel di beberapa tempat di rumah sakit itu. Mereka juga menyebarkan pengumuman itu melalui media sosial.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Salah satu pertimbangannya adalah penetapan Kota Solo sebagai KLB Corona," kata juru bicara RSUD Moewardi Eko Haryati, Senin 16 Maret 2020. Hal itu membuat pihaknya juga mulai melakukan sejumlah pembatasan.

Selain kunjungan para pembesuk, RSUD Moewardi juga membatasi jumlah penunggu pasien. "Setiap pasien cukup ditunggui oleh satu orang," katanya. Dia berharap masyarakat bisa memahami kondisi tersebut.

Pembatasan itu dilakukan untuk meminimalisir risiko penyebaran virus Covid-19. Selain itu, risiko penularan berbagai penyakit dari para pasien ke orang sehat juga bisa dicegah. "Aturan ini akan berlaku hingga waktu yang belum ditentukan," katanya.

Wali Kota Surakarta FX Hadi Rudyatmo mengatakan bahwa rumah sakit yang berada di bawah Pemkot Surakarta juga akan mengeluarkan kebijakan serupa. "Pencegahan ini suatu hal yang sangat penting," katanya.

Dia mengatakan membesuk pasien di rumah sakit merupakan budaya masyarakat. Namun, dia meminta masyarakat memahami bahwa pembatasan memang sedang sangat diperlukan.

Budaya membesuk orang sakit menurutnya merupakan bentuk kepedulian sosial. "Sedangkan dalam kondisi seperti ini, membesuk orang sakit yang tengah dirawat bisa membahayakan diri sendiri maupun lingkungan di sekitarnya," kata dia.

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus