Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Hasil sigi nasional Poltracking Indonesia pada 1-7 Januari 2024 memposisikan pasangan capres-cawapres Prabowo-Gibran Rakabuming Raka berada di posisi wahid dengan perolehan 46,7 persen. Sementara itu, pasangan capres-cawapres Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar berada di posisi kedua dengan 26,9 persen, sedangkan Ganjar Pranowo-Mahfud Md di posisi juru kunci dengan 20,6 persen.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Tren elektabilitas ketiga pasangan capres-cawapres Anies Baswedan – Muhaimin Iskandar mengalami sedikit kenaikan 3,8 persen. Sedangkan pasangan Prabowo Subianto–Gibran Rakabuming Raka mengalami kenaikan sangat tipis 1,5 persen. Sedangkan Ganjar Pranowo–Mahfud Md. masih mengalami penurunan hingga awal Januari 2024, penurunan dari Desember 2023 ke Januari 2024 yakni 6,7 persen,” kata Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta Yuda dalam keterangan tertulisnya, Jumat, 19 Januari 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Poltracking, berdasarkan tren yang telah ditemukan, pasangan Prabowo-Gibran masih unggul dibandingkan dua kompetitornya. Sementara itu, tren kenaikan pasangan Anies-Muhaimin memposisikan mereka menyalip Ganjar-Mahfud.
“Tren naik pasangan Anies Baswedan–Muhaimin Iskandar dan tren penurunan dari pasangan Ganjar Pranowo–Mahfud Md, membuat pasangan Anies Baswedan – Muhaimin Iskandar menyalip ke posisi kedua yang sebelumnya ditempati oleh pasangan Ganjar Pranowo–Mahfud Md,” kata Poltracking.
Poltracking Indonesia menyelenggarakan survei nasional dengan pengambilan data lapangan dilakukan pada awal 2024, yaitu pada 1-7 Januari 2024. Metode yang digunakan adalah stratified multistage random sampling.
Sampel pada survei ini adalah 1.220 responden dengan margin of error +/- 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Klaster survei menjangkau 34 provinsi seluruh Indonesia secara proporsional berdasarkan data jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) 2024, sedangkan stratifikasi survei ini adalah proporsi jenis kelamin pemilih.
“Metode sampling representasi seluruh populasi pemilih secara lebih akurat. Pengumpulan data dilakukan oleh pewawancara terlatih melalui wawancara tatap muka dengan menggunakan teknologi aplikasi terhadap responden yang telah terpilih secara acak,” kata Hanta.
Sementara itu, Poltracking mengatakan tujuan dari survei ini adalah untuk mengukur kekuatan dan tren elektoral capres-cawapres dan partai politik mendekati masa pemilihan. Selain itu, kata Poltracking, juga mengukur efek sosialisasi pada masa kampanye dan debat sebagai salah satu tahapan Pilpres terhadap elektoral kandidat.
“Selain itu survei ini untuk mengukur potensi Pilpres berlangsung satu atau dua putaran,” ujar Hanta.
Pilpres Belum Tentu Satu Putaran
Hasil sigi Poltracking juga menunjukan Pilpres 2024 masih berpotensi berlangsung satu atau dua putaran. Hal ini karena masing-masing kandidat belum mencapai angka 50 persen hingga survei ini diluncurkan.
"Melihat pergerakan tren elektabilitas capres-cawapres terbaru, baik dua maupun satu putaran sama-sama memiliki peluang,” ujar Hanta.
Meski demikian, hasil analisis Poltracking menunjukan pasangan Prabowo-Gibran mengalami tren kenaikan secara signifikan sejak November hingga Desember 2024.
“Namun hanya mengalami tren kenaikan yang tipis cenderung stagnan pada Januari 2024, sehingga elektabilitas saat ini di angka 46,7 persen,” kata Poltracking.
Sementara itu, jika Pilpres dilakukan dua putaran, menurut Poltracking pasangan Prabowo-Gibran dipastikan melaju ke putaran berikutnya untuk melawan kandidat antara Anies-Muhaimin atau Ganjar-Mahfud. Namun, Poltracking melihat berdasarkan data terkini, pasangan Anies-Muhaimin yang dipastikan lolos ke putaran dua.
“Potensi besar yang menantang Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka di putaran kedua ialah pasangan Anies Baswedan – Muhaimin Iskandar,” kata Poltracking.