Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
DI ruang Direktur Anti-Teror Markas Besar Kepolisian RI di Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Kamis sore pekan lalu, Brigjen Pranowo tampak sibuk memimpin rapat dengan empat stafnya. ”Kami sedang sibuk, pusing,” ujarnya, mencegat wartawan yang ingin menemuinya seraya menutup pintu. Dari ruang di lantai dua gedung Badan Reserse dan Kriminal Mabes Polri itu, nasib empat mahasiswa Indonesia—Gun-Gun dan tiga rekannya—akan ditentukan.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo