Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Politik

Temui JK, MILF Siap Bebaskan WNI Sandera di Filipina Selatan

Kepada JK, delegasi MILF menyatakan akan berusaha membebaskan sejumlah warga Indonesia yang menjadi sandera di Filipina Selatan.

1 Februari 2018 | 16.41 WIB

Wakil Presiden Jusuf Kalla bertemu dengan delegasi Moro Islamic Liberation Front (MILF) di kantornya, Jakarta, Kamis, 1 Februari 2018. Tempo/Vindry Florentin
Perbesar
Wakil Presiden Jusuf Kalla bertemu dengan delegasi Moro Islamic Liberation Front (MILF) di kantornya, Jakarta, Kamis, 1 Februari 2018. Tempo/Vindry Florentin

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla (JK) menerima delegasi Moro Islamic Liberation Front (MILF). Pertemuan itu membahas penanganan konflik separatisme di Indonesia, khususnya di Aceh dan Papua.

Kalla menuturkan, delegasi MILF ingin belajar dari pengalaman Indonesia menangani konflik-konflik tersebut. "Kami sampaikan bahwa pengalaman setiap perdamaian, misi pertamanya adalah saling menghormati. Kedua, mesti ada komprominya apa," kata JK di kantornya, Jakarta, Kamis, 1 Februari 2018. 

Baca juga: Wapres Jusuf Kalla: Penyanderaan di Filipina Menjadi Bisnis

Pimpinan MILF, Murad Ebrahim, menganggap Indonesia sukses menciptakan perdamaian dari pemberontakan tersebut. Dia berharap, pengalaman yang dibagikan Jusuf Kalla bisa diterapkan di Mindanao, yang kondisinya saat ini hampir sama dengan situasi di Aceh dan Papua dulu.

"Kami sudah berkunjung ke Aceh dan terkesan dengan apa yang terjadi setelah tsunami dan konflik di sana. Kami berharap ada pelajaran yang dapat kami petik dari sini dan diterapkan di Filipina," ujar Murad. 

Murad berujar, pemerintah Indonesia banyak membantu proses perdamaian di Mindanao, Filipina. Sampai saat ini International Monitoring Tim (IMT) masih mengawasi gencatan senjata antara kelompok radikal dengan tentara bersenjata. Pihaknya kini masih bernegosiasi dengan pemerintah Filipina.

Jusuf Kalla menyatakan bersedia membantu mereka. Salah satunya dengan menempatkan 10 tim ITM di Manila dan Mindanao. 

Sementara itu MILF menyatakan akan berusaha membebaskan sejumlah warga Indonesia yang menjadi sandera di Filipina Selatan. Pihaknya akan terus berkoordinasi untuk melacak pergerakan para penyandera. 

Pertemuan dengan JK ini juga dihadiri Wakil Menteri Luar Negeri Republik Indonesia AM Fachir dan Duta Besar Filipina untuk Indonesia Maria Lumen Isleta beserta jajarannya. Hadir pula perwakilan dari United Nations Development Programme (UNDP).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Vindry Florentin

Lulus dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran tahun 2015 dan bergabung dengan Tempo di tahun yang sama. Kini meliput isu seputar ekonomi dan bisnis. Salah satu host siniar Jelasin Dong! di YouTube Tempodotco

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus