Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Penutupan lokalisasi Gang Dolly, Surabaya, paling lambat awal tahun depan, disangsikan keberhasilannya. Maklum, manis madu keberadaan lokalisasi yang hadir sejak zaman kolonial itu dinikmati banyak pihak. Perekonomian warga menggeliat dan sangat bergantung pada bisnis syahwat tersebut. Untuk mengulik lika-liku usaha pemuas berahi ini, Diananta P. Sumedi dari Tempo menemui Suheri, pemilik Wisma Ratu Kembar, Dolly, dan Putri Kuning 2, Moroseneng, Selasa pekan lalu.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo