Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Solo - Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan, Wiranto, mengenang putrinya, Natarina Sofianti yang meninggal saat masih bayi, ketika prosesi pemakaman cucunya Ahmad Daniyal Alfatih di Delingan, Karanganyar, Jawa Tengah, hari ini, Jumat, 16 November 2018. Cucu Wiranto, Daniyal dimakamkan di pemakaman keluarga Delingan, di sebelah makam tantenya, Natarina.
Baca: Wiranto Panggil Cucunya yang Meninggal: Si Belok
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Dulu, Natarina juga meninggal saat masih bayi," kata Wiranto. Putrinya itu meninggal hanya enam hari setelah dilahirkan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ahmad Daniyal, 1 tahun 4 bulan, meninggal pada Kamis siang, 15 November 2018, pukul 12.15 WIB, lantaran terpeleset dan tercebur dalam kolam di rumahnya.
Saat prosesi pemakaman cucunya, Wiranto mengenang saat putrinya, Natarina, meninggal. Ketika itu, Wiranto tengah bertugas di Timor Timur dan istrinya tinggal di Kota Malang, Jawa Timur. Ia masih ingat, peristiwa itu terjadi pada Oktober 1978. "Saat itu pangkat saya baru kapten," ucapnya.
Baca: Tiba di Pemakaman, Cucu Wiranto Dibopong Tanpa Peti
Penyebab meninggalnya Natarina pun cukup tragis. Bayi itu meninggal karena tersendak. "Saat itu dibawa ke rumah sakit naik becak karena tidak ada mobil," jata Wiranto. Natarina, kata dia, meninggal di jalan, sebelum sampai rumah sakit.
Pemberian nama Natarina Sofianti juga mempunyai cerita sendiri. Namanya itu untuk mengenang masa tugas Wiranto di Timor Timur selama 14 bulan. "Saya saat itu tinggal di Natarbora," tuturnya. Nama depan Natarina mengacu pada tempat tinggalnya selama bertugas di Timor Timur.
Baca: Beri Sambutan di Pemakaman Cucunya, Wiranto: Kami Terharu
Sedangkan nama Sofianti mengandung arti pelajaran. "Sebuah pelajaran bahwa perang itu tidak baik," katanya. Konflik itu baru selesai 20 tahun kemudian saat Wiranto telah menyandang pangkat jenderal.