TEMPO.CO, Jakarta - Selama Ramadan, umat Islam tidak makan dan minum dari fajar hingga senja. Penting untuk mendapatkan makanan yang cukup antara buka puasa dan sahur agar bisa bersiap untuk puasa keesokan harinya. Kebiasaan sehat saat bulan suci juga sangat penting agar tidak terjadi kenaikan berat badan.
Beberapa tips sederhana diperlukan untuk membantu Anda tetap bugar saat berpuasa Ramadan, seperti dilansir dari laman Cleveland Clinic Abu Dhabi. Pertama tentu saja menjaga agar Anda tetap terhidrasi. Jumlah cairan yang dibutuhkan seseorang bergantung pada usia, jenis kelamin, iklim dan tingkat aktivitas. Orang dewasa rata-rata membutuhkan 2-3 liter air setiap hari. Jadi pastikan untuk minum banyak cairan sebelum jam buka puasa dimulai. Jus atau susu tanpa pemanis adalah alternatif yang enak dan rendah kalori.
Kafein dalam kopi, teh, dan soda menyebabkan peningkatan buang air kecil, jadi sebaiknya batasi minuman ini selama jam non-puasa. Mulailah makan dengan kaldu, sup atau semur. Buah dan sayuran seperti semangka, labu, atau bayam sebagian besar mengandung air dan juga dapat membantu menggantikan cairan.
Tubuh manusia terdiri dari sekitar 60 persen air. Ini penting untuk fungsi tubuh, termasuk metabolisme dan pengangkutan nutrisi ke seluruh tubuh dan membuang limbah. Jumlah air dalam tubuh berfluktuasi - hilang melalui urin dan keringat dan diperoleh kembali dari makanan dan minuman. Tidak jarang mengalami dehidrasi secara berkala saat berpuasa. Dehidrasi dapat menyebabkan penurunan berat badan yang cepat kembali ketika kebiasaan makan dan minum normal kembali.
Kedua, memilih makanan yang sehat. Rasa lapar menggoda kita untuk memanjakan diri atau makan makanan cepat saji dan enak. Makanan dengan proses tinggi mengandung garam, gula, dan lemak tidak sehat yang tinggi, yang tidak akan bertahan lama dan dapat meningkatkan rasa haus.
Cobalah segenggam kacang panggang sebagai pengganti makanan siap saji seperti kerupuk atau biskuit. Pilih serealia utuh daripada roti putih, pasta yang diperkaya, dan sereal manis. Energi dari karbohidrat sederhana ini diuraikan dan digunakan terlalu cepat. Jika Anda tidak bisa mendapatkan sayuran segar atau beku, cari kemasan kaleng dengan label "rendah natrium". Pilih makanan yang telah dipanggang, dibakar atau dikukus daripada digoreng. Nikmati makanan penutup buka puasa tradisional dalam porsi kecil. Buah adalah alternatif yang sehat - gula alami akan memuaskan keinginan makanan manis Anda.
Kemampuan tubuh untuk memproses karbohidrat dan lemak mencapai puncaknya pada waktu-waktu tertentu dalam sehari. Makanan yang dimakan selain itu tidak diuraikan secara efisien, yang dapat menyebabkan penambahan berat badan. Jika Anda tidak makan pada waktu biasanya, penting untuk memilih dengan bijak.
Tips terakhir, jaga makan, istirahat dan olahraga secara strategis. Merencanakan aktivitas dan makanan Anda setelah berbuka puasa akan membantu mengisi bahan bakar Anda dan mempersiapkan Anda untuk hari puasa berikutnya. Istirahat itu penting, tetapi pastikan untuk tetap terjaga cukup lama untuk mengisi kembali cairan dan nutrisi yang dibutuhkan tubuh Anda.
Makan makanan seimbang termasuk: roti, sereal dan biji-bijian lainnya; buah-buahan dan sayur-sayuran; daging, ikan dan unggas; susu, yogurt atau keju; dan lemak sehat. Fokus pada makanan yang dicerna dengan lambat dan lepaskan energi seiring waktu. Ini termasuk makanan yang tinggi serat (misalnya biji-bijian, buah-buahan dan sayuran) dan makanan yang mengandung karbohidrat kompleks (gandum, kacang-kacangan, lentil, nasi, dan lainnya. Selain itu, penting juga untuk tetap aktif. Cari waktu untuk berjalan-jalan atau melakukan peregangan ringan.
Penting untuk menjaga hal tersebut. Penurunan berat badan terjadi ketika seseorang menggunakan lebih banyak energi daripada yang mereka konsumsi. Beberapa penelitian tentang penurunan / kenaikan berat badan selama Ramadan menunjukkan bahwa asupan energi tetap sama atau meningkat, meski frekuensi makan menurun.