TEMPO.CO, Jakarta - Semua tanah dan bangunan Jenderal Moeldoko, calon Panglima Tentara Nasional Indonesia, dilaporkan sebagai hasil sendiri. Nilainya Rp 22,133 miliar, atau dua per tiga total kekayaannya yang dilaporkan ke Komisi Pemberantasan Korupsi pada April 2012.
Kepala Staf Angkatan Darat itu baru sekali melaporkan kekayaannya, yakni ketika ia menduduki kursi Wakil Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional. Nilai total kekayaannya Rp 32,485 miliar plus US $ 450.000. Hutang alumni Akademi Militer 1981 itu hanya Rp 300 juta.
Setelah mengikuti uji kelayakan calon Panglima TNI di Dewan Perwakilan Rakyat, Rabu, 20 Agustus 2013, Moeldoko mengklaim bahwa kekayaannya bisa dipertanggungjawabkan. Ia mengaku antara lain mengumpulkan uang dinas ke luar negeri, yang besarnya US$ 125 per hari. Dia juga mengklaim mendapatkan warisan dari orang tua istrinya yang kaya. “Memangnya tentara tidak boleh kaya?” ujarnya.
Dalam format laporan kekayaan pejabat negara yang disetorkan ke Komisi Pemberantasan Korupsi, ada beberapa jenis asal kekayaan, yakni hasil sendiri, warisan, hibah, dan kombinasi. Pada laporan kekayaan Moeldoko, yang disahkan pada Mei 2012, hanya aset peternakan sapi senilai Rp 200 juta dan giro setara kas Rp 1,3 miliar dilaporkan sebagai kombinasi “hasil sendiri, warisan, dan hibah”. Ada pula kombinasi “hasil sendiri dan warisan” berupa logam dan batu mulia senilai Rp 4,5 miliar.
Mengacu pada laporan itu, harta Moeldoko yang berasal dari warisan sebanyak-banyaknya “hanya” Rp 6 miliar, kurang dari sepelima total kekayaannya. Aset-aset yang diperoleh dari hasil sendiri tersebar di beberapa kota. Ketika menjadi Wakil Gubernur Lemhanas, penghasilan totalnya, termasuk berbagai tunjangan, diperkirakan sebesar Rp 62 juta per bulan.
BS
Topik Terhangat:
Suap SKK Migas | Penembakan Polisi | Pilkada Jatim | Rusuh Mesir | Konvensi Partai Demokrat
Berita Terpopuler:
KPK Tegaskan Bakal Panggil Jero Wacik
KPK: Djoko Susilo Cuma Bisa Jadi Ketua RT
Ahok: Waduk Ria-rio Dibongkar Akhir Bulan
Rombongan Bus Giri Indah Habis Gelar Puasa Easter
Moeldoko Dipuji Hanura, `Siapa Dulu Dong Gurunya`