TEMPO.CO , Jakarta - Keputusan Bank Indonesia untuk mempertahankan suku bunga acuan (BI rate) di level 7,5 persen akan mengakibatkan margin laba bersih emiten perbankan kembali tertekan. Analis PT BNI Securities, Thendra Chrisnanda mengatakan tahun ini margin laba emiten perbankan akan tertekan karena level BI rate masih cukup tinggi. “Perbankan masih akan tertekan dampak negatif BI rate,” ujarnya ketika dihubungi 13 Februari 2014.
Thendra berpendapat, peningkatan harga saham perbankan yang terjadi beberapa waktu terakhir, sudah cukup sejalan dengan kondisi fundamental emiten perbankan. Walau masih tertekan dampak negatif BI rate dan aturan pengetatan uang muka (loan to value), emiten perbankan tetap mampu membukukan kinerja keuangan yang membanggakan. (Baca juga : Moneter Ketat, BI Pertahankan BI rate 7,5 Persen)
Kondisi itu disebabkan tingginya angka BI rate membuat perbankan harus menekan margin laba bersihnya. Sebab sejak kenaikan BI rate menjadi 7,5 persen pada November 2013 lalu, belum semua emiten perbankan merespon dengan menaikkan suku bunga pinjaman. Sebab kenaikan suku bunga pinjaman akan berdampak risiko kredit macet meningkat. Akibatnya emiten sektor perbankan lebih memilih menekan margin labanya. (Lihat juga : BI Diperkirakan Mempertahankan BI Rate 7,5 Persen)
Dalam hasil rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia, Kamis, BI rate diputuskan tetap dipertahankan di level 7,5 persen dengan suku bunga lending facility 7,5 persen dan suku bunga deposit facility pada level 5,75 persen. Level BI rate 7,5 persen sudah berlaku empat bulan ini dan merupakan level tertinggi sejak April 2009.
Keputusan bank sentral mempertahankan BI rate 7,5 persen sesuai dengan perkiraan lima ekonom yang sebelumnya disurvei Tempo. Keputusan itu mempertimbangkan inflasi di bulan Januari dan fluktuasi nilai tukar rupiah. (Berita terkait : BCA Masih Ragu Naikkan Suku Bunga)
Berdasarkan catatan Otoritas Jasa Keuangan, margin laba bersih perbankan umum konvensional per November 2013 tertekan menjadi 4,88 persen dibandingkan November 2012 sebesar 5,48 persen. Meski tertekan, namun secara nilai pendapatan bunga bersih perbankan umum konvensional pada November 2013 tumbuh 16,6 persen menjadi Rp 231,2 triliun dibandingkan November 2012 sebesar Rp 198,2 truliun.
MEGEL JEKSON (PDAT)
Terpopuler :
Mengapa Lukminto Sritex Garap Seragam Tentara?
Demi Foxconn, Jokowi Reklamasi Pantai Cilincing
Seragam Bikin Bos Sritex Lukminto Gaul dengan Jenderal
Inggris dan Amerika Banjir Akibat Indonesia