TEMPO.CO, Jakarta -- Harga rata-rata minyak mentah Indonesia (ICP) pada bulan Februari 2014 mengalami peningkatan ke level US$105,8 per barel. Harga tersebut naik US$1,32 per barel dibandingkan harga ICP pada Januari sebesar US$ 105,8 per barel.
Harga minas Sumatera Light Crue (SLC) mencapai US$108,71 per barel atau turun US$1,32 per barel dibandingkan Januari 2014. Penurunan harga ini karena turunnya permintaan minyak mentah untuk direct burning akibat peningkatan penggunaan energi alternatif (batubara dan LNG) sebagai pembangkit listrik di Jepang.
Tim Harga Minyak Indonesia Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral memaparkan, kenaikan harga minyak tersebut sejalan dengan harga minyak mentah utama di pasar internasional yang juga mengalami peningkatan. "Sejumlah laporan menyebutkan adanya penurunan produksi minyak di sejumlah negara OPEC dan Amerika Serikat dan kondisi ekonomia dunia yang cenderung belum menggembirakan," demikian seperti dikutip dari siaran resmi kementerian, Rabu, 5 Maret 2014.
Dari sisi produksi, berdasarkan laporan International Energy Agency (IEA), Centre for Global Energy Studies (CGES), dan OPEC, produksi mintah mentah mengalami penurunan sebesar 0,08-0,38 juta barel per hari. Penurunan disebabkan turunnya juga produksi minyak dari sejumlah negara non-OPEC, antara lain Kanada, UK, Norwegia, Australia, dan Brazil.
Padahal, publikasi IEA dan OPEC bulan Februari 2014 melaporkan terjadi peningkatan proyeksi permintaan minyak global pada tahun 2014 sebesar 0,08-0,13 juta barel per hari dibandingkan dengan proyeksi bulan sebelumnya. Penyebabnya, meningkatnya ekspektasi pasar atas kondisi ekonomi dunia yang ditunjukkan dengan Bank Sentral Eropa memutuskan untuk mempertahankan tingkat suku bunga di 18 negara Zona Eropa dan membaiknya pasar tenaga kerja di AS.
Dengan penurunan produksi minyak dunia tersebut, otomatis terjadi pula penurunan stok mingguan di Amerika Serikat. Energy Information Agency (EIA) melaporkan penurunan stok mingguan gasoline sebesar 3,9 juta barel dan distillate fuel oil sebesar 3,1 juta barel di AS dibandingkan periode yang sama pada bulan sebelumnya.
Untuk kawasan Asia Pasifik, peningkatan harga minyak mentah selain disebabkan oleh faktor-faktor tersebut, juga dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan minyak mentah dari China. Hal itu disebabkan oleh tingginya kebutuhan gasoline akibat meningkatnya penjualan mobil di China.
AYU PRIMA SANDI
Terpopuler :
Bos Djarum Pertahankan Gelar Terkaya
Pssst... Bakal Ada Pesaing Investasi Foxconn
Program Asuransi Pertanian Efektif 2015
Bupati Kutai: Jangan Berdamai dengan Churchill