TEMPO.CO, Jakarta - Michael Titus Igweh sudah dieksekusi mati. Jumat pekan lalu, hanya tinggal peti berisi jenazah Titus di Rumah Duka Bandengan, Jakarta Utara. Peti itu ditemani dua lilin dan puluhan kursi kosong. Sesekali wartawan dari berbagai media mendekat, mengabadikan keheningan itu.
Sitor Situmorang, kuasa hukum Titus, duduk tak jauh dari peti tersebut. Dia mengusap keringat berkali-kali. Berbatang-batang rokok ia habiskan untuk memecah kejenuhan. Mereka tampak menanti seseorang. "Kami menunggu istrinya datang," kata Sitor.
Titus ditembak mati bersama tiga narapidana lain di Lembaga Pemasyarakatan Nusakambangan, Jumat dinihari kemarin. Rencananya, jenazah Titus akan dipulangkan ke negara asalnya, Nigeria, pada Minggu, 31 Juli. Pengadilan Negeri Tangerang menjatuhkan hukuman mati kepadanya atas kepemilikan heroin seberat 5,8 kilogram pada 2002.
Kematian itu masih menyisakan sejuta ganjalan. Berulang kali Sitor menegaskan akan menuntut Kejaksaan Agung atas eksekusi mati Titus. Peninjauan kembali (PK) kedua Titus ditolak tanpa pemberitahuan. "Bahkan saya tak menerima salinan putusan penolakan PK kedua sampai Titus akhirnya dieksekusi," ujar Sitor berapi-api.
Ia kembali mengusap keringat, sambil menghela napas. Ia mengaku emosinya meninggi bila bicara soal PK Titus. Ia mengalihkan pembicaraan dengan menceritakan istri Titus yang WNI dan tinggal di Nigeria, Felicia, 31 tahun, yang kecele dan tak bisa bertemu Titus. Saat Titus dieksekusi, Felicia sedang dalam perjalanan dari Nigeria ke Indonesia. Felicia terpaksa balik lagi ke Jakarta.
Titus sempat memberikan wasiat kepada kakak iparnya, Nila, 34 tahun, agar mengantar jenazahnya pulang ke Jakarta. Nila patuh dan menemani Titus sebelum dieksekusi. Persemayaman itu juga dihadiri Herman, adik Nila. Nila, yang mengenakan burqa, tampak berkali-kali bertanya kepada Herman, kapan Felicia tiba.
Felicia akhirnya tiba saat malam. Tangis kakak-adik itu pecah sambil berpelukan. Felicia lalu memeluk peti mati Titus erat-erat. Mereka merasa kecewa. Menurut Nila, keluarganya yakin Titus tak bersalah. Saat ditangkap polisi, tes urine menunjukkan ia negatif menggunakan narkoba.
Sekarang hanya tinggal peti mati. Jenazah bapak empat anak itu akan diterbangkan ke Nigeria hari ini, Ahad, 31 Juli 2016. Kematiannya sunyi, tak ditemani ibu dan istri. "Kami bahkan belum memberi tahu ibunya bahwa Titus sudah dieksekusi," tutur Nila.
AVIT HIDAYAT