Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Isu izin ekspor pasir laut kembali menyeruak setelah Presiden Jokowi menandatangani Peraturan Pemerintah (PP) No. 26 Tahun 2023 tentang Pengelolaan Hasil Sedimentasi di Laut. Pro kontra mulai bermunculan, khususnya dari masyarakat pesisir dan organisasi nirlaba pemerhati lingkungan hidup. Lantas, apakah mengeruk pasir laut dapat merusak lingkungan?
Dampak Pengerukan Pasir Laut
Dirangkum dari berbagai sumber, berikut efek negatif dari penambangan pasir laut bagi ekonomi dan alam.
1. Hasil Tangkapan Ikan Berkurang
Seorang nelayan di Kabupaten Karimun, Amirullah menyebutkan bahwa tambang pasir laut masuk wilayahnya sekitar 2000-an. Saat itu, ia menjadi kelompok yang menentang dengan kebijakan pemerintah dan perusahaan. Pasalnya, aktivitas pengerukan merusak zona tangkap sumber daya laut yang rata-rata didominasi oleh nelayan skala kecil.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Bukan berkurang lagi, tetapi hasil tangkap sampai tidak ada hasil”, kata Amirullah kepada Tempo pada Selasa (30/05/2023).
2. Rusak Terumbu Karang
Amirullah menambahkan bahwa berkurangnya hasil tangkapan ikan menjadi bukti kerusakan ekosistem terumbu karang. Kegiatan mengambil pasir laut mampu merenggut habitat karang-karang yang menjadi rumah bagi berbagai spesies ikan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Sekarang setelah 20 tahun berlalu, kondisinya sudah mau pulih, hasil tangkapan mulai membaik, meski tidak seratus persen, ini (wacana tambang pasir laut malah) dibuka kembali (menyinggung isu izin ekspor pasir laut yang diteken Presiden Joko Widodo)”, tegasnya.
3. Memperparah Perubahan Iklim
Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan kabinet kerja 2014-2019 Susi Pudjiastuti memberi respon terhadap putusan pemerintah melalui kicauan di akun Twitternya.
“Semoga keputusan ini dibatalkan. Kerugian lingkungan bakal jauh lebih besar. Climate change (perubahan iklim) sudah terasa dan berdampak. Jangan diperparah dengan penambangan pasir laut”, tulis Susi.
4. Ancam Ekosistem Laut, Pesisir, dan Pulau Kecil
Direktur Eksekutif Daerah Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Riau Boy keputusan untuk membuka kembali kebijakan eksploitasi pasir laut akan mengancam ekosistem laut, pesisir, dan pulau kecil.
“Kebijakan yang dikeluarkan Jokowi bertentangan dengan komitmen terhadap perlindungan ekosistem laut, pesisir, dan pulau kecil”, ujar Boy pada Minggu (28/05/2023).
Sejalan dengan hal itu, salah satu nelayan di Pulau Pemping, Kota Batam, Hamdan Umar pemanfaatan pasir laut berdampak pada turunnya daratan. Menurutnya, terdapat sekitar 2.000 lokasi titik tambang di daerah tempat tinggalnya itu.
“Dampaknya jelas, kaki rumah panggung yang berada di pulau-pulau kecil sudah tergantung, karena pasir turun ke laut”, kata Hamdan.
Pendapat itu sesuai dengan tulisan yang dipublikasikan oleh situs unila.ac.id, Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup Universitas Lampung (Unila), Erdi Suroso mengungkapkan bahwa imbas dari penambangan pasir, diantaranya:
- Meningkatkan potensi abrasi dan erosi pesisir pantai.
- Menurunkan kualitas lingkungan perairan laut serta pesisir pantai, termasuk mengubah pola arus dan gelombang.
- Meningkatkan peluang pencemaran pantai.
- Penurunan kualitas air laut, termasuk menyebabkan peningkatan tingkat kekeruhan air.
- Rusaknya wilayah pemijahan ikan, terutama di kawasan hutan mangrove, serta terumbu karang dan lamun yang bergantung dengan intensitas penetrasi cahaya.
- Menimbulkan turbulensi sehingga menambah kadar padatan terlarut di dasar laut.
- Menambah intensitas banjir rob.
5. Ketergantungan Pasir Laut
Kritik dari kegiatan mengeruk pasir laut datang dari mereka yang percaya bahwa ekspor laut meningkatkan ketergantungan negara terhadap pasir dari luar negeri. Pasir laut sendiri digunakan sebagai bahan baku dalam sektor konstruksi dan industri. Apabila Indonesia mengirim pasir ke negara lain, kebutuhan dalam negeri tidak bisa terpenuhi akibat kekurangan pasokan.
6. Pertanyakan Pengawasan dan Pelanggaran
Kontra terhadap penambangan pasir laut timbul akibat minimnya pengawasan dan penindakan pemerintah pada pelanggaran belakangan ini. Pengawasan yang tidak ketat dapat membuka celah bagi praktik ilegal. Sehingga, selain merugikan negara secara ekonomi, ancaman realisasi keseimbangan lingkungan hidup jauh dari angan-angan.
Pilihan editor: 10 Makhluk Raksasa di Laut, Ada Monster Laut
MELYNDA DWI PUSPITA