Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Sains

Bedah Digital Mumi Kucing Berusia 2.500 Tahun, Isinya Tipuan?

Sebuah mumi kucing dibedah secara digital. Isinya gulungan kain sebagai pengganti kepala, 3 ekor dan 5 kaki belakang kucing. Pemalsuan?

7 November 2019 | 09.48 WIB

Mumi kucing (kiri), hasil CT Scan  (kedua dan ketiga dari kiri), dan hasil cetak digital 3 dimensi. (Dok . INRAP dan Rennes Museum of Fine Arts)
Perbesar
Mumi kucing (kiri), hasil CT Scan (kedua dan ketiga dari kiri), dan hasil cetak digital 3 dimensi. (Dok . INRAP dan Rennes Museum of Fine Arts)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Mumi kucing Mesir berusia 2.500 tahun telah dibedah secara digital untuk pertama kalinya. Para peneliti terkejut menemukan apa yang ada di dalamnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

CT scan mumi di Museum of Fine Arts di Rennes, Prancis itu mengungkap bahwa mumi itu berisi tiga ekor dan lima kaki belakang kucing.

Menurut para peneliti dari Institut Nasional Prancis untuk Penelitian Arkeologi Preventitif (INRAP) ada sebuah bola tekstil sebagai pengganti kepala, demikian dilansir Daily Mail, Rabu, 6 November 2019.

Makhluk yang seperti Frankenstein ini juga tidak memiliki tulang belakang dan tulang rusuk. Itu menunjukkan bahwa yang dimumi bukan hanya seekor kucing, tapi campuran dari beberapa kucing yang berbeda. 

Meskipun bukan itu yang diharapkan oleh para peneliti untuk ditemukan, Theophane Nicolas dari INRAP mengatakan penemuan semacam ini tidak biasa.

"Ada jutaan mumi binatang, tapi sedikit yang dibayangkan," katanya. "Ada yang kosong, yang lain hanya berisi satu tulang, kadang-kadang kucing lengkap. Mumi Rennes adalah variannya."

Beberapa peneliti percaya bahwa mereka sedang berurusan dengan penipuan kuno yang diorganisir oleh para pemimpin keagamaan, tapi ada yang percaya sebaliknya bahwa ada banyak cara untuk membuat mumi hewan.

Masyarakat Mesir Kuno membuat mumi manusia untuk melestarikan tubuh mereka untuk akhirat, tapi mumi hewan biasanya digunakan sebagai persembahan keagamaan. Persembahan ini bermacam-macam mulai dari kucing dan anjing, hingga ikan, buaya, tikus, burung, dan babun.

Karena banyak spesies hewan yang dianggap memiliki hubungan dekat dengan dewa. Kucing, misalnya, adalah suci bagi Bastet yang merupakan dewi peperangan, sementara serigala dikaitkan dengan Anubis, dewa pembalseman. 

Pada 2015, University of Manchester melakukan serangkaian pemindaian CT dan sinar-X pada 800 mumi hewan yang berasal dari antara 1000 SM dan 400 Masehi. Mereka menemukan bahwa sebanyak sepertiga mumi yang dibungkus dengan hati-hati dan rumit tidak memiliki sisa binatang.

Beberapa pakar berpikir tingginya permintaan untuk mumi hewan adalah apa yang membuatnya menjadi bisnis curang, dengan pemasok membuat mumi palsu untuk memenuhi permintaan. 

Kucing mungkin sangat dihargai pada 3.400 SM dan 3000 SM ketika orang Mesir kuno menyembah dewa kucing yang disebut Madfet. Madfet kemudian digantikan oleh dewa cinta, hasrat, kegembiraan, wanita, dan kesenangan yang terkenal, Bastet, yang dipandang sebagai pelindung terhadap gigitan berbisa dari ular dan kalajengking.

DAILY MAIL | MUSEUM OF FINE ARTS


Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

M. Khory Alfarizi

M. Khory Alfarizi

Alumnus Universitas Swadaya Gunung Jati, Cirebon, Jawa Barat. Bergabung di Tempo pada 2018 setelah mengikuti Kursus Jurnalis Intensif di Tempo Institute. Meliput berbagai isu, mulai dari teknologi, sains, olahraga, politik hingga ekonomi. Kini fokus pada isu hukum dan kriminalitas.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus