Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Sains

BMKG Bantah Isu Potensi Gempa Susulan 7,5 SR

BMKG mengatakan belum ada teknologi yang dapat memprediksi dengan tepat, kapan, di mana, dan berapa kekuatan gempa yang akan terjadi.

23 Januari 2018 | 20.22 WIB

Sejumlah karyawan KPK berkumpul di luar gedung pascagempa yang mengguncang di kawasan Kuningan, Jakarta, 23 Januari 2018. TEMPO/Imam Sukamto
Perbesar
Sejumlah karyawan KPK berkumpul di luar gedung pascagempa yang mengguncang di kawasan Kuningan, Jakarta, 23 Januari 2018. TEMPO/Imam Sukamto

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) membantah berita tentang potensi gempa susulan dengan kekuatan 7,5 SR yang mengatasnamakan badan tersebut.

Baca: Gempa Guncang Jakarta Diduga Aktivitas Sesar Cimandiri

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Berita yang meresahkan dan beredar di masyarakat itu menyebutkan, "Diharap keluar rumah nanti malam pukul 22.30-23.59 dikarenakan potensi gempa susulan sebesar 7,5 SR magnitude. Bagi yang tahu harap sebarkan berita penting ini."

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Berita tersebut tidak benar dan BMKG tidak pernah menyampaikan serta menyebarluaskan informasi tersebut," ujar Hari Tirto Djatmiko, Kepala Bagian Hubungan Masyarakat BMKG, dalam keterangannya, Selasa, 23 Januari 2018.

Menurut Hari, berita itu hanya isu yang tidak bisa dipertanggungjawabkan dan membohongi masyarakat, karena tidak mempunyai dasar ilmiah yang jelas. "Perlu diketahui bahwa sampai saat ini belum ada teknologi yang dapat memprediksi dengan tepat, kapan, di mana, dan berapa kekuatan gempa yang akan terjadi," ujarnya.

Sedangkan terkait dengan informasi tinggi gelombang laut yang saat ini beredar, menurut dia, hal itu merupakan informasi peringatan dini tinggi gelombang laut rutin yang terkait dengan kemaritiman.

Sebelumnya, BMKG mengumumkan bahwa Selasa, 23 Januari 2018, pukul 13:34:53 WIB, wilayah Samudra Hindia, Selatan Jawa, diguncang gempa bumi tektonik.

Hasil analisis BMKG menunjukkan bahwa gempa bumi berkekuatan M=6,1 terjadi dengan koordinat episentrum pada 7,23 LS dan 105,9 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 43 km arah selatan Kota Muarabinuangeun, Kabupaten Cilangkahan, Propinsi Banten, pada kedalaman 61 km.

Peta tingkat guncangan (shakemap) BMKG menunjukkan dampak gempa bumi berupa guncangan berpotensi dirasakan di Jakarta, Tangerang Selatan, dan Bogor, dengan skala II SIG-BMKG (IV-V MMI).

Simak artikel lainnya tentang gempa di Tempo.co.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus