Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Steroid untuk mengobati Covid-19 mungkin berperan dalam munculnya diabetes.
Para peneliti membuat pencatatan CoviDiab, laporan rinci hubungan diabetes dan Covid-19.
Sekitar 14,4 persen pasien baru Covid-19 didiagnosis dengan diabetes.
Sebuah studi terbaru yang dilakukan para peneliti dari King's College London dan Monash University di Australia menemukan adanya kemungkinan hubungan antara infeksi Covid-19 dan penyakit diabetes tipe 1 dan 2.
Banyaknya laporan yang mengaitkan infeksi virus SARS-CoV-2 dengan kasus baru diabetes mendorong para peneliti untuk menyelidiki kemungkinan virus ini sebagai pemicu penyakit metabolis tersebut.
Sejauh ini diketahui terdapat risiko kematian yang lebih besar bagi orang dengan penyakit kronis yang diderita sebelumnya. Salah satu penyakit kronis yang dapat berkontribusi dalam memperparah gejala Covid-19 adalah diabetes melitus.
Untuk menjawab beberapa pertanyaan tentang bagaimana kedua penyakit tersebut saling mempengaruhi, pada tahun lalu para peneliti membuat pencatatan CoviDiab untuk mengumpulkan laporan rinci tentang diabetes terkait dengan Covid-19.
Menurut The Guardian, sekitar 350 dokter telah menyampaikan laporan. Pencatatan ini secara khusus dirancang untuk menetapkan tingkat dan karakteristik onset baru, diabetes terkait dengan Covid-19, serta untuk menyelidiki patogenesis, manajemen, dan hasilnya.
Waspadai Diabetes
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pencatatan ini juga mengumpulkan data tentang persentase dengan gangguan metabolis yang parah pada diabetes yang sudah ada sebelumnya (DKA dan hyperosmolarity; resistansi insulin yang parah).
“Hubungan antara Covid-19 dan diabetes sangat kompleks,” kata Francesco Rubino, ketua bedah metabolik dan bariatrik di King's College London dan salah satu peneliti, kepada Scientific American. “Ini mungkin melibatkan lebih dari satu masalah.”
Sebuah meta-analisis terhadap lebih dari 3.700 pasien, yang diterbitkan dalam Diabetes, Obesity, and Metabolism pada November lalu, menemukan bahwa 14,4 persen pasien baru Covid-19 didiagnosis dengan diabetes tipe 1 atau tipe 2.
“Kami melihat orang tanpa diabetes sebelumnya menjadi terkena diabetes,” ucap Remi Rabasa-Lhoret, peneliti penyakit metabolis di Institut Penelitian Klinis Montreal, kepada CTV News. “Sangat mungkin Covid-19 memicu penyakit ini.”
Meskipun infeksi virus lain, seperti flu, sebelumnya juga berkontribusi dalam kasus baru diabetes, "Namun apa yang kita lihat dengan Covid-19 menyebabkan kondisi lebih parah dari apa yang biasa kita alami," kata Rabasa-Lhoret.
Satu dari banyak pertanyaan yang muncul adalah apakah diabetes onset baru dimulai oleh Covid-19 atau apakah pasien ini sudah berisiko terkena penyakit tersebut.
“Ada kemungkinan bahwa pasien hidup dengan pradiabetes selama bertahun-tahun dan tidak mengetahuinya," kata Mihail Zilbermint, ahli endokrinologi di Sekolah Kedokteran Johns Hopkins, kepada CTV News. “Sekarang mereka terinfeksi Covid-19, dan infeksi tersebut memicu timbulnya diabetes.”
Ada beberapa kemungkinan cara Covid-19 memicu diabetes: akibat insulin yang tidak mencukupi, hormon yang mengatur pengambilan gula oleh sel, atau karena berkurangnya sensitivitas terhadap insulin.
Menurut Scientific American, SARS-CoV-2 mungkin menyerang sel beta pankreas penghasil insulin atau organ dan jaringan lain yang terlibat dalam metabolisme.
Peradangan terkait dengan Covid-19 juga dapat mempengaruhi regulasi gula darah melalui hormon stres, seperti kortisol dan adrenalin. Steroid yang biasa digunakan untuk mengobati Covid-19 juga mungkin berperan dalam perkembangan diabetes.
THE SCIENTIST | FIRMAN ATMAKUSUMA
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo