Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Sains

Energi Mau Habis, Ilmuwan: Alam Semesta Segera Tidur

Hasil studi tim astronom internasional menunjukkan bahwa energi alam semesta sekarang tinggal sekitar separuh dibandingkan dua miliar tahun lalu

13 Agustus 2015 | 08.40 WIB

Gambaran artis ledakan dahsyat di periode awal terbentuknya Alam Semesta
Perbesar
Gambaran artis ledakan dahsyat di periode awal terbentuknya Alam Semesta

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Hasil studi tim astronom internasional menunjukkan bahwa energi alam semesta sekarang tinggal sekitar separuh dibandingkan dua miliar tahun lalu dan terus memudar.

Temuan yang dipaparkan dalam Sidang Umum International Astronomical Union ke-29 di Honolulu, Hawaii, itu mengungkap batas-batas di mana kosmos tampaknya kehilangan uap, yang membantu para astronom lebih memahami evolusi dan struktur alam semesta.

"Kami menggunakan teleskop antariksa dan Bumi sebanyak-banyaknya supaya bisa mengukur keluaran energi dari 200.000 lebih galaksi di selebar mungkin rentang panjang gelombang," kata Simon Driver, yang memimpin proyek Galaxy And Mass Assembly (GAMA).

Baca juga:
Sindir Ahok 'Kepala Preman', Ketua FBR: Preman Itu Tak Bawel

Razia di Kos, 7 Wanita Cantik Ini Ternyata Doyan Narkoba

Fakta bahwa alam semesta perlahan memudar diketahui sejak akhir 1990an tapi hasil studi menunjukkan bahwa itu terjadi di seluruh panjang gelombang, mulai dari ultraviolet sampai inframerah, menggambarkan penilaian keluaran energi paling komprehensif dari alam semesta terdekat.

Itu berarti mereka bisa melihat cahaya dari bintang-bintang muda dan tua, juga cahaya yang diserap dan dipancarkan kembali oleh debu.

Jadi penilaian baru penurunan alam semesta meliputi informasi-informasi dari galaksi-galaksi dengan keragaman sangat tinggi, termasuk yang tersembunyi di balik debu.

"Alam semesta akan menurun dari sini, meluncur pelan ke usia tua. Pada dasarnya, alam semesta seperti sedang duduk di sofa, menarik selimut dan bersiap tidur kekal," kata Driver seperti dilansir kantor berita Xinhua.

Hasil studi yang merupakan bagian dari proyek GAMA, survei multi panjang gelombang terbesar yang melibatkan banyak teleskop-teleskop kuat dunia termasuk teleskop berbasis darat VISTA dan VST milik European Southern Observatory di Paranal Observatory di Chile dan teleskop antariksa GALEX dan WISE Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) dan teleskop Herschel milik Badan Antariksa Eropa.

ANTARA

Baca juga:           

RESHUFFLE KABINET: Soal Ini Jokowi Kalahkan Gus Dur & SBY!  

RESHUFFLE KABINET: Pram Masuk, Tapi Mega Gagal Gusur Rini?
Resuffle Kabinet: Begini Hasil Pergulatan Jokowi, Mega, JK

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Yocta Nurrahman

Yocta Nurrahman

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus