Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Teknologi & Inovasi

Berita Tempo Plus

Gerhana Matahari Cincin di Akhir Juni

Gerhana hanya mencakup wilayah seluas 85 kilometer di bumi pada titik terlebar.

11 Juni 2020 | 00.00 WIB

Gerhana matahari total (GMT) yang diabadikan di Lapangan Desa Kalora, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, 2016. Dokumentasi Tempo/Fahmi Ali
Perbesar
Gerhana matahari total (GMT) yang diabadikan di Lapangan Desa Kalora, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, 2016. Dokumentasi Tempo/Fahmi Ali

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Ringkasan Berita

  • Gerhana matahari cincin akan terlihat saat matahari terbit di Afrika hingga matahari terbenam di Pasifik pada 21 Juni mendatang.

  • Gerhana cincin terjadi lantaran bulan berada terlalu jauh dari bumi, sehingga tak sepenuhnya menutupi piringan matahari.

  • Gerhana hanya mencakup wilayah seluas 85 kilometer di bumi pada titik terlebar.

Pusat Sains Antariksa dan Atmosfer Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) menyatakan akan terjadi beberapa fenomena astronomi pada Juni ini. Melalui akun Instagram @pussains_lapan, mereka menyebutkan fenomena-fenomena itu adalah gerhana matahari cincin, fase bulan baru, hingga bulan berada di titik terjauh dari bumi.

Gerhana matahari cincin akan terlihat saat matahari terbit di Afrika hingga matahari terbenam di Pasifik pada 21 Juni mendatang. Gerhana cincin terjadi lantaran bulan berada terlalu jauh dari bumi, sehingga tak sepenuhnya menutupi piringan matahari. Hal ini menyebabkan ada bulatan cincin cahaya di sekitar bulan yang gelap. Korona matahari tak akan terlihat selama gerhana cincin.

Earth and Sky mencatat gerhana hanya mencakup wilayah seluas 85 kilometer pada titik terlebar dan lama gerhana maksimum di satu tempat adalah 1 menit 22 detik. Di perbatasan India, Nepal, dan Cina, yang lebar jalurnya menyusut hingga minimum 21 kilometer, gerhana cincin ini bahkan berlangsung kurang dari 38 detik.

Gerhana dimulai saat matahari terbit di Kongo dan Republik Demokratik Kongo. Gerhana akan terlihat saat posisi matahari lebih tinggi di langit Sudan Selatan, Etiopia, Eritrea, Yaman, Oman, Pakistan, India, Tibet, Cina, dan Taiwan. Fenomena ini akan berakhir 3 jam 45 menit kemudian di atas Samudra Pasifik.

Selain ada gerhana matahari, pada hari yang sama terjadi fase bulan baru. Bulan akan terletak di sisi bumi yang sama dengan matahari. Akibatnya, bulan tak akan terlihat di langit malam. Fase ini terjadi pada pukul 23.42 WIB. Inilah waktu terbaik untuk mengamati benda-benda langit yang redup, seperti galaksi dan gugusan bintang. Sebab, tak ada cahaya bulan yang mengganggu.

Sehari setelah itu, akan terjadi titik balik matahari Juni atau solstice June pada pukul 04.44 WIB. Kutub utara bumi akan condong ke arah matahari, yang akan mencapai posisi paling utara di langit dan berada di atas garis balik utara pada 23,44 derajat lintang utara. Ini adalah hari pertama musim panas di belahan bumi utara dan hari pertama musim dingin di selatan.

Sementara itu, puncak konjungsi bulan dan Merkurius akan terjadi pada pukul 17.15 WIB. Namun bulan dan Merkurius akan sulit terlihat ketika matahari masih berada di atas ufuk. Sebab, cahaya pantulan bulan dan Merkurius kalah terang dibandingkan dengan cahaya matahari.

Fenomena ini hanya bisa dinikmati ketika matahari sudah terbenam di arah barat laut. Konjungsi bulan-Merkurius ini terletak di rasi Gemini, tapi cukup sulit mengamati Merkurius dengan mata telanjang.

Fenomena antariksa lainnya terjadi pada 28 Juni. Bulan memasuki fase perbani awal yang terjadi pukul 15.16 WIB pada jarak 369.921 kilometer dari pusat bumi. Bulan, bumi, dan matahari akan membentuk sudut 90 derajat atau sudut siku-siku ketika mengalami fase ini.

Bulan akan terbit pada tengah hari dan berkulminasi ketika matahari terbenam, sehingga kita dapat menyaksikan penampakan bulan ini sebelum matahari terbenam hingga tengah malam ketika bulan terbenam.

Adapun fenomena alam terakhir pada bulan ini terjadi pada 30 Juni, yakni ketika bulan berada di titik terjauh dari bumi atau perige. Fenomena ini akan terjadi pukul 09.20 WIB pada jarak 368.996 kilometer dari pusat bumi. Bulan akan tampak lebih besar jika diamati dari bumi dengan lebar sudut 32,4 menit busur.

FIRMAN ATMAKUSUMA | MOH. KHORY ALFARIZI | NASA | GRAPHIC NEWS

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus