Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ringkasan Berita
Penelitian tim penelitia Universitas Airlangga menemukan bahwa mutasi virus Covid-19 yang menghasilkan strain baru D614G merupakan manifestasi dari fenomena antibody-dependent enhancementi (ADE).
Antibody-dependent enhancement adalah kondisi di mana antibodi tidak efektif menetralisir virus dan malah membuat infeksi di dalam sel menjadi lebih parah.
Vaksin Sinovac Biotech memang dikembangkan dari virus SARS-Cov-2 yang belum mengalami mutasi D614G. Namun Bio Farma optimis bahwa soal mutasi dan ADE ini sudah diantisipasi.
Saat masyarakat dunia tengah menunggu kedatangan vaksin Covid-19, muncul kabar penemuan strain atau tipe baru virus SARS-CoV-2 yang dinamakan D614G. Virus hasil mutasi ini sangat berbeda dengan strain virus Wuhan, tempat awal terdeteksinya virus corona pemicu Covid-19 pada akhir tahun lalu. Strain mutasi ini sempat dilaporkan membuat penyebaran penyakit 10 kali lebih cepat dan dikhawatirkan membuat berkurangnya efektivitas sejumlah vaksin yang tengah dikembangkan.
Peringatan soal bahaya dari virus strain D614G ini disampaikan oleh tim peneliti yang dipimpin oleh guru besar biokimia pada Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga, Surabaya, Chairul Anwar Nidom. Mereka mengingatkan bahwa mutasi D614G adalah manifestasi dari fenomena antibody-dependent enhancement (ADE), yakni kondisi ketika antibodi tidak efektif menetralkan virus dan malah membuat infeksi di dalam sel menjadi lebih parah.
Kajian Nidom dan tim mengenai bahaya mutasi virus dan potensi ADE ini membuatnya dianggap kurang setuju atas pengembangan vaksin untuk mengatasi virus yang kini menginfeksi lebih dari 44 juta orang di dunia dan menewaskan lebih dari 1,7 juta jiwa itu. “Padahal saya ini penganut vaksinasi,” ucapnya, Selasa, 27 Oktober lalu. “Pencegahan penyakit yang paling efisien ya melalui vaksin.”
Soal mutasi virus Covid-19 yang menjadi D614G dan ancaman ADE itu dituangkan Nidom dan timnya dalam makalah berjudul “Investigation of the D614G Mutation and Antibody-Dependent Enhancement Sequences in Indonesian SARS-CoV-2 Isolates and Comparison to Southeast Asian Isolates”. Kajian itu dimuat dalam jurnal Systematic Reviews in Pharmacy edisi 8, Volume 11, Agustus-September 2020.
Dalam makalah itu, Nidom dan tim mengidentifikasi adanya mutasi D614G dari isolat SARS-CoV-2 Indonesia dan isolat dari enam negara Asia Tenggara lainnya. Selain itu, diidentifikasi adanya motif ADE pada isolat yang bermutasi baru-baru ini. Mereka menyimpulkan bahwa mutasi D614G dapat mempengaruhi aktivitas ADE. Tapi ada catatan: perlu penelitian lebih lanjut untuk validasi hasil tersebut.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo