Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta -Rayap adalah serangga kecil yang berwarna putih. Rayap yang memakan selulosa sangat berbahaya bagi bangunan dengan pondasi yang mengandung selulosa seperti kayu.
Anda tentu sangat sebal apabila rumah atau bangunan terdapat banyak rayap. Bahkan kejengkelan memuncak karena rayap seperti selalu datang lagi meski sudah dibasmi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Iswanto dalam artikelnya berjudul “Rayap sebagai Serangga Perusak Kayu dan Metode Penanggulangannya” menyebutkan setidaknya ada tiga faktor yang menyebabkan rayap dapat berkembang biak, yaitu:
1. Tipe tanah
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Bagi rayap, tanah berguna sebagai tempat hidup dan membantunya untuk isolasi dari suhu serta kelembaban yang sangat ekstrim. Secara umum, rayap menyukai tanah yang banyak mengandung liat karena mengandung banyak bahan organik.
2. Tipe vegetasi
Sarang rayap berjenis Anoplotermes paciticus yang terdapat di dalam tanah dapat dilubangi oleh akar tanaman. Akar ini juga dapat menjadi makanan bagi rayap. Tetapi, meskipun akar tanaman tersebut dimakan oleh rayap tidak membuat tanaman tersebut mati karena akar lain dari tanaman tersebut masih dapat menyerap bahan organik dalam sarang rayap.
Hal ini menunjukkan adanya interaksi antara rayap dan tumbuhan yang sama-sama menggunakan tanah sebagai tempat hidupnya.
3. Faktor lingkungan
Faktor lingkungan ini meliputi curah hujan, suhu, kelembaban, ketersediaan makanan, dan musuh alami. Faktor-faktor ini saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain. Faktor yang paling mempengaruhi rayap seperti kelembaban dan suhu bahkan mampu menyebabkan perubahan perkembangan, aktivitas, dan perilaku rayap.
Itulah faktor-faktor yang menyebabkan rayap dapat berkembang biak. Apabila Anda ingin membangun sebuah bangunan, Anda dapat memperhatikan ketiga faktor ini agar nantinya bangunan Anda aman dari serangan rayap yang dapat menggerogoti kayu bangunan Anda.
NAUFAL RIDHWAN ALY
Baca juga : Kertas Pada Buku Bisa Menguning, Kok Bisa?