Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Sains

Kenapa Alat Vital Napoleon Lepas dan Kini Dijual?  

Bagaimana perjalanan "urat" Napoleon Bonaparte dari Pulau St Helena ke New York?

22 Juni 2015 | 09.38 WIB

Lukisan Kaisar Prancis, Napoleon Bonaparte meninggalkan Pulau Elba, pada 26 Februari 1815.  Sebelum berlayar, Napoleon mengucapkan:"Saya akan berangkat. Saya senang dengan kalian, saya tidak akan lupa." kepada penduduk yang mengantarnya. wikipedia.org
Perbesar
Lukisan Kaisar Prancis, Napoleon Bonaparte meninggalkan Pulau Elba, pada 26 Februari 1815. Sebelum berlayar, Napoleon mengucapkan:"Saya akan berangkat. Saya senang dengan kalian, saya tidak akan lupa." kepada penduduk yang mengantarnya. wikipedia.org

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Pekan ini adalah peringatan dua abad Perang Waterloo, perang besar yang berakhir dengan kekalahan Napoleon Bonaparte, penguasa Prancis. 

Kebesaran Napoleon berakhir. Dia ditangkap tentara Inggris dan dibuang secara permanen ke Pulau St Helena di Atlantik. Dia meninggal di sana pada 1821 dalam kondisi yang masih diperdebatkan hingga kini.

Otopsi dilakukan sesudah kematiannya. Selama proses itu, menurut beberapa laporan, “Napoleon kecil” beserta organ-organ vital lainnya, termasuk jantung dan perut, telah dipotong-potong oleh dokter. Entah ini karena ketidaksengajaan atau dilakukan dengan sengaja, bergantung pada siapa yang Anda percaya.

Tak mengherankan bila orang ingin tahu apa yang tersisa dari Napoleon. Pelayan Napoleon, yang hadir pada postmortem, menulis dalam memoarnya bahwa seorang dokter Corsica, "yang mengambil kesempatan dari momen ketika mata dokter Inggris tidak selalu mengawasi mayat itu, telah mengambil dua potongan kecil dari tulang rusuk."

Potongan itu dan potongan-potongan tubuh Napoleon lainnya jatuh ke tangan pendeta Italia. Potongan itu mungkin termasuk alat vital Napoleon. Namun perjalanan selanjutnya dari “potongan ini” agak kabur. Demikian dipaparkan The Washington Post, 19 Juni 2015.

Dari keluarga sang pendeta, benda itu jatuh ke tangan pedagang buku di London. Barang itu dengan sopan tercantum dalam sebuah katalog sebagai “urat daging yang dimumikan”. Lalu “urat” itu pindah ke pedagang buku Philadelphia. Pada 1927, perjalanan “urat” ini dipamerkan di Museum of French Arts, New York.

Wartawan majalah Time yang hadir dalam acara itu melihat alat vital Napoleon dan sama sekali tidak terkesan. Media saat itu membandingkannya dengan “secarik tali sepatu kulit rusa yang salah urus”. Koran lain menggambarkannya sebagai “belut keriput”.

Pada akhirnya, barang yang dipercaya sebagai alat vital Napoleon itu dibeli dalam sebuah lelang pada 1977 oleh John J. Lattimer, urolog Amerika terkenal. Sejak itu, benda tersebut berada di rumah Lattimer di luar New York.

Analisis forensik terhadap spesimen itu memastikan bahwa benda tersebut adalah alat vital, meskipun belum pasti apakah itu bagian dari tubuh Napoleon.

"Semua struktur dalamnya sempurna," kata Evan Lattimer, putri sang urolog.

WASHINGTON POST | IWANK

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Iwan Kurniawan

Iwan Kurniawan

Sarjana Filsafat dari Universitas Gadjah Mada (1998) dan Master Ilmu Komunikasi dari Universitas Paramadina (2020. Bergabung di Tempo sejak 2001. Meliput berbagai topik, termasuk politik, sains, seni, gaya hidup, dan isu internasional.

Di ranah sastra dia menjadi kurator sastra di Koran Tempo, co-founder Yayasan Mutimedia Sastra, turut menggagas Festival Sastra Bengkulu, dan kurator sejumlah buku kumpulan puisi. Puisi dan cerita pendeknya tersebar di sejumlah media dan antologi sastra.

Dia menulis buku Semiologi Roland Bhartes (2001), Isu-isu Internasional Dewasa Ini: Dari Perang, Hak Asasi Manusia, hingga Pemanasan Global (2008), dan Empat Menyemai Gambut: Praktik-praktik Revitalisasi Ekonomi di Desa Peduli Gambut (2020).

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus