Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Memiliki beberapa kelemahan dalam komunikasi, orang dengan autisme memiliki kelebihan dalam beberapa dibandingkan orang tanpa kondisi ini. Apa saja kelebihannya? Salah satu peneliti autisme mengatakan, para ilmuwan harus berhenti melihat ciri-ciri autisme sebagai kekurangan yang perlu diperbaiki, karena orang autis juga memiliki kelebihan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Data terbaru dan pengalaman pribadi saya menunjukkan, sudah waktunya mulai memikirkan autisme sebagai keuntungan di beberapa bidang, bukan salib untuk ditanggung,” kata profesor psikiatri di University of Montreal, Laurent Mottron, dalam laman Live Science. Mottron berpendapat, orang dengan autisme tetap dapat berkontribusi pada masyarakat jika berada di lingkungan yang tepat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Orang dengan autisme sering memiliki ingatan yang luar biasa kuat, bahkan bisa mengingat informasi yang mereka baca beberapa pekan sebelumnya.
Mereka juga cenderung tidak keliru mengingat sesuatu. Kemampuan ini tentu berguna jika digunakan di laboratorium sains atau dalam bidang pekerjaan lainnya.
Penelitian terbaru menunjukkan, orang dengan autisme sering mengungguli orang lain dalam tugas pendengaran dan visual. Mereka juga lebih baik dalam tes kecerdasan non-verbal.
Dilansir dari Medical News Today, Ahad, 31 Oktober 2021, beberapa orang autis memiliki kecerdasan tinggi. Tidak hanya memiliki ingatan yang kuat, mereka juga memiliki kemampuan berpikir out of the box, memiliki bakat kuat di bidang tertentu, rasa humor yang unik, serta rasa keadilan yang kuat.
Perhatian terhadap Detail
Laman ncbi.nlm.nih.gov memuat sebuah studi pada 2019 mewawancarai 28 orang dewasa autis. Hasilnya, peserta memiliki kemampuan hiperfokus, perhatian terhadap detail, memori yang baik, dan kreativitas. Mereka juga memiliki kualitas yang berkaitan dengan interaksi sosial, seperti kesetiaan, kejujuran, dan empati terhadap hewan maupun orang autis lainnya.
Bagi banyak orang autis, autisme adalah bagian penting dari identitas mereka dan tidak memerlukan dukungan. Namun, masih banyak orang autis yang mengalami tantangan dan belum mendapatkan dukungan, baik kesehatan maupun sosial.
Sebuah studi pada orang dewasa autis menunjukkan, 27 persen peserta autis menganggur. Orang dewasa autis mungkin juga memiliki pilihan yang lebih terbatas untuk layanan dukungan daripada anak-anak autis. Dalam studi yang sama, 25 persen peserta autis melaporkan tidak mendapatkan layanan dukungan yang cukup.
AMELIA RAHIMA SARI