Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ringkasan Berita
Gen FGFRL1 melindungi jerapah dari tekanan darah tinggi.
Tulang jerapah tumbuh lebih cepat dibanding hewan lain.
Pada tingkat kromosom, jerapah berbeda dari sepupu jauh mereka yang memamah biak.
Dengan leher yang panjang, jerapah merupakan cerminan keanehan evolusi. Sayangnya, sejauh ini para ilmuwan hanya tahu sedikit tentang dasar-dasar genetik dari adaptasi ekstrem semacam itu.
Genom jerapah yang diperbarui, yang penelitiannya diterbitkan dalam Science Advances, mengungkap wawasan baru tentang bagaimana spesies ini mengakomodasi apa yang oleh Rasmus Heller, ahli genetika evolusioner di Universitas Kopenhagen, Denmark, sekaligus penulis studi, sebut sebagai "arsitektur tubuh yang sangat aneh".
Misalnya, tulang jerapah tumbuh lebih cepat dibanding hewan lain. Tekanan darah yang diperlukan untuk memompa darah ke leher sepanjang 1,8 meter akan berakibat fatal jika hal itu terjadi pada manusia.
“Bagi seorang ahli biologi evolusioner, tidak ada gunanya mencoba menjelaskan apa yang menyebabkan hewan tersebut terlihat seperti itu dan perubahan genetik seperti apa yang diperlukan,” ucap Heller.
Beberapa tahun lalu, Heller dan koleganya meluncurkan Proyek Genom Ruminansia (RGP), sebuah upaya multi-tim untuk menyempurnakan genom semua mamalia berkuku genap. Genom spesies yang penting secara komersial, seperti sapi, dipelajari dengan baik, tapi spesies liar mendapat perhatian lebih sedikit.
Penelitian genom jerapah pertama diterbitkan pada 2016. Dalam penelitian tersebut, para peneliti menyelaraskan genom jerapah dengan genom sapi, anjing, dan manusia. Dengan dirilisnya tiga makalah pada 2019 terkait dengan RGP oleh para peneliti, total jumlah genom ruminansia yang tersedia untuk perbandingan melonjak dari enam menjadi 50.
Untuk menghasilkan genom jerapah yang lebih akurat, tim menggunakan beberapa teknologi pengurutan, yang pada akhirnya memetakan hampir 98 persen DNA jerapah, dibandingkan dengan kira-kira dua pertiga pada genom sebelumnya.
Kesenjangan di antara keduanya sebagian besar telah diisi oleh munculnya teknologi sequensing yang dapat menghasilkan pembacaan sequensing DNA yang lebih lama, dikombinasikan dengan genom ruminansia tambahan yang sekarang digunakan untuk menyelaraskan genom jerapah dan memberi keterangan pada gennya.
Saat memindai apa yang membuat jerapah unik, ada baiknya melihat apa yang membedakan mereka dari kerabat terdekatnya, bukan dari spesies yang berkerabat jauh. Pada tingkat kromosom, jerapah berbeda dari sepupu jauh mereka yang memamah biak, terpisah 11,5 juta tahun dari kerabat terdekat mereka, okapi.
Sebagian besar hewan pemamah biak memiliki 30 kromosom, tapi jerapah hanya memiliki 15 kromosom. Kromosom ini hasil dari serangkaian peristiwa fisi dan fusi dari waktu ke waktu.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo