Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Exeter - Penemuan kembaran planet Neptunus ternyata cukup mengejutkan. Musababnya, planet yang diberi label HAT-P-26b ini memiliki atmosfer yang sangat primitif, hampir seluruhnya terdiri dari hidrogen dan helium dengan uap air dan awan.
Dalam jurnal Science terbaru, tim ilmuwan yang menemukan kembaran Neptunus ini menyatakan pengungkapan planet ini sebagai terobosan penting dalam sains. "Dari sini kita bisa memahami bagaimana bentuk planet, juga bagaimana atmosfer bisa tercipta sangat variatif," demikian kata tim.
Baca: Temuan Terbaru, Bulan Planet Saturnus Berpeluang untuk Dihuni
Adalah David Sing, astrofisikawan dari Universitas Exeter, Inggris, yang melakukan studi planet ini secara terperinci bersama ilmuwan Badan Astronomi Amerika Serikat (NASA), sejak 2010. "Temuan 'kembaran' Neptunus ini membuktikan bahwa ada lebih banyak keragaman atmosfer eksoplanet," ujar Sing, seperti dikutip dari The Independent, Jumat, 12 Mei 2017. Eksoplanet adalah planet yang berada di luar galaksi.
Letaknya ada di luar galaksi Bima Sakti, tempat bumi berada. Jaraknya sekitar 430 tahun cahaya (satu tahun cahaya sama dengan 10 ribu triliun kilometer). Planet ini mengorbit pada bintang induk dalam 4,23 hari.
Baca: Indahnya Pancaran Galaksi Bima Sakti di Langit
Sing dan tim ilmuwan NASA menemukan planet ini berkat teleskop luar angkasa Hubble dan teleskop Spitzer Space. Dengan menggunakan pengamatan dari Teleskop Luar Angkasa Hubble dan Spitzer Space Telescope, para peneliti menemukan indikasi kuat adanya air dan juga lapisan awan yang mungkin dengan riasan unik di atmosfer HAT-P-26b.
"Kami mendeteksi fitur penyerapan air yang kuat dan beberapa bukti keberadaan awan di atmosfer planet," ujar Hannah Wakeford dari Pusat Penerbangan Antariksa NASA, seperti dikutip dari Seeker.com. Uniknya, kata Wakeford, awan ini tidak terbuat dari air. Menurut dia, bahan pembuatannya jauh lebih eksotis, yakni Na2S alias Natrium sulfida.
Baca: Teleskop Hubble Temukan Galaksi Baru: Abell 370
Hal unik lainnya yang ditemukan tim adalah berlimpahnya air di atmosfer. Itu berarti ada unsur metalik yang tinggi di sana. Meski begitu, massanya lebih rendah dari perkiraan, 4,8 di bawah matahari.
Di dalam tata surya kita, jumlah metalik Jupiter lima kali lebih besar dari matahari. Jumlah metal di Saturnus 10 kali lebih besar dari matahari. Kedua planet tersebut hampir sepenuhnya terdiri dari hidrogen dan helium.
Sing, Wakeford, dan tim mengambil kesimpulan itu terjadi saat sistem tata surya baru terbentuk. Dari waktu ke waktu, saat sistem tata surya mulai stabil, planet ini bergeser menjauhi bintang induk. "Tampaknya begitu pula yang akan terjadi oleh HAT-P-26b," tulis tim dalam jurnal.
Baca: NASA Siapkan Misi Tanpa Awak untuk Singkap Awal Mula Semesta
Wakeford mengatakan, HAT-P-26b atau kembara Neptunus, adalah yang planet pertama yang terlihat berlawanan dengan sistem tata surya kita dan eksoplanet yang pernah ditemukan sebelumnya. Itu menunjukkan, kembaran Neptunus ini punya massa yang lebih rendah, tapi memiliki jumlah kandungan metalik yang tinggi. "HATP-P-26b akan menjadi penanda penting dalam memahami skenario pembentukan planet," kata Wakeford.
SCIENCE | THE INDEPENDENT | SEEKER.COM | AMRI MAHBUB
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini