Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Sains

Mengapa Serangga Tertarik pada Cahaya?

Banyak serangga menggunakan cahaya bulan atau bintang sebagai navigasi dalam penerbangan malam mereka.

1 Mei 2023 | 16.00 WIB

Ilustrasi serangga laron. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat
Perbesar
Ilustrasi serangga laron. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Serangga atau insekta merupakan salah satu kelas hewan yang termasuk dalam filum Arthropoda. Ada banyak hal yang menarik dari serangga, salah satunya hewan ini dapat tertarik pada cahaya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Mengutip Wonderepolis, fenomena serangga tertarik pada cahaya sering dikenal sebagai fototaksis positif. Ini telah lama menjadi misteri bagi para ilmuwan. Lantas, mengapa serangga tertarik pada cahaya? 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Meskipun belum sepenuhnya dipahami, ada beberapa teori tentang mengapa serangga tertarik pada cahaya. Salah satu teori yang paling populer adalah bahwa serangga menggunakan cahaya sebagai panduan navigasi. 

Mengutip National Geographic, banyak serangga menggunakan cahaya bulan atau bintang sebagai navigasi dalam penerbangan malam mereka. Dengan menjaga pantulan cahaya bulan pada sudut konstan, serangga dapat mempertahankan jalur terbang yang stabil dan lurus.

Namun, hal tersebut berbeda bila serangga menemukan cahaya buatan. Di mana dengan cahaya buatan seperti lampu atau api dapat membingungkan serangga karena intensitasnya yang tinggi dan tak sesuai dengan sumber cahaya alami. Hal ini dapat menyebabkan serangga terbang mengelilingi sumber cahaya, sehingga membuat mereka keliru dalam navigasi.

Mengutip ThoughtCo, lampu buatan mengaburkan cahaya bulan alami, membuat serangga sulit menemukan jalan mereka. Bola lampu tampak lebih terang dan memancarkan cahayanya ke berbagai arah. Begitu seekor serangga terbang cukup dekat dengan bola lampu, ia mencoba menavigasi melalui cahaya buatan, bukan bulan.

Karena bola lampu memancarkan cahaya ke semua sisi, serangga tak dapat mempertahankan sumber cahaya pada sudut yang konstan, seperti halnya bulan. Ia mencoba untuk menavigasi jalan lurus tetapi akhirnya terjebak dalam tarian spiral tak berujung di sekitar bola lampu.

Meskipun masih banyak yang harus dipelajari tentang fenomena ini, satu hal yang pasti adalah bahwa serangga tertarik pada cahaya dan hal ini dapat berdampak negatif pada populasi serangga.

Cahaya buatan dapat menarik serangga dari lingkungan alami mereka, sehingga membuat mereka lebih rentan terhadap pemangsa dan terganggu dalam melakukan fungsi ekologis mereka.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus