Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TIM peneliti sekaligus pemeriksa sampel Covid-19 di Laboratorium Bio Safety Level-2 Rumah Sakit Pendidikan Universitas Padjadjaran di Bandung mengembangkan alat pengangkut virus atau viral transport medium (VTM) yang unik. Tanpa perlu kotak pendingin, VTM itu dirancang tahan pada suhu ruangan. Temperatur minimumnya berkisar dari minus 80 derajat hingga maksimum 50 derajat Celsius. Berdasarkan hasil pengujian tim, VTM mandiri itu juga dapat menyimpan sampel selama tujuh dan 14 hari tanpa merusak virus.
Inovatornya adalah anggota Tim Tanggap Covid-19 Jawa Barat, yaitu Hesti Lina Wiraswati, Lia Faridah, Savira Ekawardhani, dan Shabarni Gaffar. Mereka mengembangkan jenis VTM berbasis buffer atau larutan penyangga yang menjaga tingkat keasaman/kebasaan atau pH (power of hydrogen) suatu virus. “VTM, yang kami buat sekarang khusus untuk Covid-19, secara teoretis bisa untuk menyimpan virus penyakit lain,” kata Hesti, Rabu, 20 Januari lalu.
Dirintis pada Juni 2020, tim secara bertahap membuat tiga varian VTM yang semuanya telah mengantongi izin edar dari Kementerian Kesehatan, terhitung sejak Desember 2020 hingga Januari 2021. Bentuknya sama seperti VTM biasa, yaitu tabung kecil berbahan plastik. Dua varian, yaitu I-Blue dan C-Transport yang dibalut warna biru, khusus untuk penyimpanan sampel selama tujuh hari. Varian lainnya, Vitpad yang berwarna jingga, untuk penyimpanan selama 14 hari. Perbedaan durasi penyimpanan itu bertujuan mengatasi masalah antrean sampel hingga menumpuk karena keterbatasan ruang kotak pendingin untuk VTM di laboratorium uji.
Awalnya, menurut Hesti, ide ini muncul karena terjadi keterbatasan VTM sejak April 2020. Barang impor itu diperebutkan banyak negara di masa pandemi. Selain itu, tim melihat kesulitan petugas yang membawa hasil swab test dari tempat yang jauh. Sambil harus memakai kotak pendingin (cooler box), petugas harus menjaga suhunya. Jika kotak pendingin tidak bersuhu 2-8 derajat Celsius, sampel virus rentan terdegradasi. “Hasil pemeriksaan sampelnya juga bisa jadi invalid,” ucap Hesti.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo