Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Sains

Penjelasan Mengapa Banyak Gempa di Jawa Barat hingga Merusak Rumah Penduduk

Belakangan ini wilayah Jawa Barat khususnya sering mengalami gempa yang berasal dari laut maupun darat.

3 Januari 2024 | 17.58 WIB

Warga mengamati rumah yang mengalami kerusakan akibat gempa di Cipameungpeuk, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Rabu 3 Januari 2024. Pemerintah Kabupaten Sumedang mencatat sebanyak 1.004 unit rumah warga mengalami kerusakan akibat gempa dengan magnitudo 4,8  pada Minggu (31/12/2023) dan hingga saat ini BPBD akan segera melakukan verifikasi untuk menentukan kategori kerusakan dari rusak berat hingga ringan. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi
Perbesar
Warga mengamati rumah yang mengalami kerusakan akibat gempa di Cipameungpeuk, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Rabu 3 Januari 2024. Pemerintah Kabupaten Sumedang mencatat sebanyak 1.004 unit rumah warga mengalami kerusakan akibat gempa dengan magnitudo 4,8 pada Minggu (31/12/2023) dan hingga saat ini BPBD akan segera melakukan verifikasi untuk menentukan kategori kerusakan dari rusak berat hingga ringan. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Belakangan ini wilayah Jawa Barat sering mengalami gempa yang berasal dari laut maupun darat. Gempa di laut seperti akibat penunjaman lempeng Indo-Australia ke lempeng Eurasia, dan lindu di darat dari pergerakan sesar atau patahan. “Karena daratan Pulau Jawa mendapat tekanan dari lempeng Indo-Australia,” kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono, Rabu 3 Januari 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Soal kegempaan di Jawa Barat, dia mengaku tidak bisa memprediksi tren gempanya seperti apa. Namun yang pasti menurut Daryono, wilayah Jawa Barat merupakan kawasan paling rawan gempa di Pulau Jawa. Beberapa sesar aktifnya seperti Sesar Cimandiri, Sesar Lembang, Sesar Garut Selatan alias Garsela, Sesar Cipamingkis, Sesar Citarik, Sesar Baribis , Sesar Cicalengka, Sesar Tomo, dan lain-lain. “Sebenarnya upaya mitigasi gempa itu yang paling utama adalah kondisi bangunan rumah yang strukturnya kuat,” ujarnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sementara itu menurut peneliti gempa di Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi atau PVMBG Badan Geologi Supartoyo, subduksi atau penunjaman lempeng Indo-Australia ke lempeng Eurasia menyebabkan gempa di laut selatan Jawa. “Tentu berdampak ke sesar-sesar aktif seperti di Cugenang, Bogor, dan Sumedang, mungkin waktu pelepasan energinya berdekatan,” kata dia.

Pada Rabu, 3 Januari 2024, pukul 07.53 WIB gempa bermagnitudo 5,7 dari laut selatan mengguncang Pelabuhan Ratu, Cianjur, Panggarangan, Lebak, Garut, Lembang, Bandung Barat, Cimahi. Sehari sebelumnya gempa bermagnitudo 3,7 dari laut menggoyang Pangandaran dan sekitarnya. Sebelumnya gempa dari laut selatan Jawa Barat bermagnitudo 5,3 pada 28 Desember dan 5,0 pada 31 Desember 2023 mengguncang wilayah Cianjur, Bandung, Garut, Tasikmalaya, dan Banjar.

Sementara di darat terjadi gempa kecil-kecil yang menerus atau disebut swarm di daerah Bogor-Sukabumi dekat Gunung Salak. BMKG mencatat 122 kali gempa swarm pada kurun 6-28 Desember 2023. Sebanyak 11 gempa di antaranya dirasakan oleh warga.

Gempa bermagnitudo 4,0 pukul 02.00 WIB pada 8 Desember lalu misalnya menurut data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebabkan setidaknya 144 rumah rusak ringan hingga berat di wilayah Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor dan Kecamatan Kabandungan di Sukabumi.

Gempa darat lain yang merusak yaitu di Sumedang pada 31 Desember 2023 yang diikuti beberapa kali gmpa susulan. Berdasarkan pemutakhiran data Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD per Selasa 2 Januari 2024 pukul 22.30, sebanyak 25 desa terdampak.

Di wilayah Kabupaten Sumedang, 303 rumah rusak ringan, 92 rusak sedang, dan 69 rusak berat. Sebanyak 14 sekolah, 7 tempat ibadah, dan sebuah rumah sakit ikut rusak. Dilaporkan pula 11 orang terluka, dan 548 jiwa mengungsi. Di Kabupaten Bandung, tiga rumah dan sebuah fasilitas kesehatan rusak, di Ciamis sebuah rumah rusak, dan di Subang 37 rumah ikut rusak.

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Sunu Dyantoro

Sunu Dyantoro

Memulai karier di Tempo sebagai koresponden Surabaya. Alumnus hubungan internasional Universitas Gadjah Mada ini menjadi penanggung jawab rubrik Wawancara dan Investigasi. Ia pernah meraih Anugerah Adiwarta 2011 dan 2102.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus