Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Iklim dunia yang tengah mengalami perubahan ternyata tak hanya mengancam mereka yang hidup di daratan. Terumbu karang yang hidup di dasar laut pun ikut terkena dampak.
National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) menyatakan saat ini koloni terumbu karang di tiga samudra dunia tengah mengalami pemudaran warna masif. Fenomena yang terjadi tahun ini serupa dengan tahun 1997 dan 2010, yakni suhu bawah laut melonjak drastis karena El Nino tinggi.
"Temperatur dasar laut sudah demikian panas hingga karang-karang tak bisa lagi bertahan. Ini jauh berbeda dengan kondisi tahun-tahun El Nino normal," kata Richard Vevers, Direktur XL Catlin Seaview Survey, seperti dilansir dari Live Science, Kamis waktu setempat, 8 Oktober 2015. Koloni terumbu karang seluas 4.600 mil persegi di Samudra Atlantik, Pasifik, dan Hindia pun terkena dampaknya.
Pemudaran warna ini terjadi karena terumbu karang tak dapat lagi bertahan dengan panas, sehingga akhirnya melepaskan alga yang hidup bersimbiosis dengan mereka. Padahal alga merupakan unsur yang memberikan warna-warni pada tubuh koral. Setelah pelepasan, yang tertinggal hanyalah gugusan koral-koral mati tak berwarna.
Mark Eakin, koordinator dari NOAA, memperkirakan fenomena ini akan terus bertambah parah ke depan. Peningkatan suhu dasar laut bermula sejak tahun 2014, dan terus meningkat hingga 2015 ini. Menurut prediksi yang dikeluarkan NOAA, dengan kondisi El Nino seperti ini, tahun 2016 pun tak akan menjadi baik bagi terumbu karang.
"Terutama di daerah Samudra Hindia, tingkat stress thermal-nya akan jauh memburuk," ujarnya.
Saat ini, NOAA dan Caitlin Seaview Survey terus bekerja sama untuk menghitung dampak nyata dari fenomena tersebut. Dengan memanfaatkan teknologi foto panorama beresolusi tinggi, mereka terus mengamati dan memetakan kehidupan bawah laut. Pengamatan ini juga melihat sejauh mana organisme bawah laut bertahan menghadapi peningkatan suhu dan spesies mana yang memiliki daya tahan tinggi.
LIVE SCIENCE | CNN | URSULA FLORENE
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini