Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Ilmuwan telah mentransplantasikan sel-sel mammoth berbulu berusia 28.000 tahun ke dalam embrio tikus. Tujuannya adalah untuk meningkatkan harapan bahwa binatang Zaman Es itu dapat dihidupkan kembali, demikian dilaporkan laman express, Ahad, 31 Maret 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Hal itu dilakukan tim peneliti internasional yang berusaha menghirup kehidupan ke dalam sel-sel kuno dengan cara yang mirip dan apa yang telah dilihat penggemar film di Jurassic Park, 1993. Penelitian dilakukan di Universitas Kindai Jepang untuk melihat lima sel memicu reaksi biologis setelah ditransplantasikan ke dalam embrio tikus.
Namun, harapan dan impian menghidupkan kembali hewan yang punah, masih harus menunggu. Proses yang diperlukan untuk mengkloning makhluk hidup, yaitu pembelahan sel, tidak terjadi.
Petugas melakukan restorasi tengkorak raksasa mammoth (Mammuthus Columbi) di Tultepec, di pinggiran Mexico City, 13 Maret 2017. REUTERS/Carlos Jasso
Para peneliti yang terlibat dalam penelitian ini tetap optimis kemajuan lebih lanjut di bidang ini dapat dibuat. "Ini menunjukkan bahwa, terlepas dari tahun-tahun yang berlalu, aktivitas sel masih dapat terjadi dan sebagian dapat diciptakan kembali," kata salah satu peneliti dari Universitas Kindai Kei Miyamoto kepada AFP.
Sampai sekarang, Miyamoto melanjutkan banyak penelitian telah berfokus pada menganalisis DNA, bukan apakah mereka masih berfungsi atau tidak. Namun, para ahli lain di bidang ini mementahkan harapan besar itu.
"Itu tergantung pada bagaimana Anda menerima mammoth seperti apa. Jika Anda menginginkan sesuatu yang 100 persen identik perilaku dan secara genetis dan fisiologis dengan organisme yang dulu hidup, maka jawabannya adalah tidak akan pernah. Ini tidak akan pernah terjadi," ujar ahli biologi molekuler evolusioner, Beth Shapiro, seperti dikutip laman dailystaronline.
Shapiro menjelaskan bahwa lingkungan telah berubah dari saat hewan itu tumbuh. Hewan itu akan hidup dalam telur atau rahim dari spesies yang berbeda. Mereka akan dibesarkan oleh spesies yang berbeda.
"Bahkan jika kita berhasil membuat sesuatu yang 100 persen identik secara genetik dengan spesies yang punah, yang tidak dapat kita lakukan, semuanya lebih dari urutan DNA," tutur Shapiro. "Kita semua adalah produk dari lingkungan tempat kita hidup dan DNA yang kita warisi dari orang tua kita".
Namun, Shapiro mengakui bahwa di masa depan dimungkinkan untuk memiliki versi mammoth berbeda dan lebih modern yang diciptakan kembali dengan bantuan sains. Menurut dia, jika mau menerima gajah yang sedikit berbulu sebagai mammoth yang dibangkitkan, maka ini mungkin terjadi suatu hari nanti.
“Namun, teknologinya masih sangat jauh, kita perlu mengubah sel gajah yang sudah diedit menjadi gajah yang merupakan bagian dari mammoth," kata Shapiro. "Dan kehamilan gajah adalah dua tahun. Kemudian itu harus tumbuh. Jadi Anda bisa membuat garis waktu Anda sendiri berdasarkan itu".
EXPRESS | AFP | DAILY STAR ONLINE