Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Top 3 Tekno Berita Kemarin, Selasa 30 November 2021, dipuncaki artikel mengenai konflik internal ITB. Dosen Sekolah Bisnis dan Manajemen ITB menolak aturan baru dan, malahan, mengajukan petisi mosi tidak percaya, meminta pemberhentian seorang wakil rektor.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Lalu, artikel penjelasan mutasi virus, dalam hal ini SARS-CoV-2 atau virus corona penyebab Covid-19. Mutasi sangat alami sebagai respons virus terhadap lingkungan. Kebanyakan hasilnya merugikan si virus atau bagi manusia menjadi tidak membahayakan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Terpopuler ketiga adalah pusaran angin skala meso yang terbangun di barat Pulau Jawa terpantau semakin membesar. Ini diperkirakan dapat memicu hujan badai secara sporadis di beberapa wilayah di Jawa Barat.
Berikut Top 3 Tekno Berita Kemarin, Selasa 30 November 2021, selengkapnya,
1. Dosen SBM ITB Desak Pemberhentian Wakil Rektor
Dosen Sekolah Bisnis dan Manajemen di Institut Teknologi Bandung (SBM ITB) menolak aturan baru dari pihak rektorat pada bulan ini. Mereka mengajukan petisi mosi tidak percaya dan meminta pemberhentian seorang wakil rektor ITB.
“Mereka kecewa karena pihak Rektorat ITB menutup jalur komunikasi, baik yang dilakukan secara formal maupun informal,” kata koordinator petisi, Budi Permadi Iskandar, yang dihubungi Selasa, 30 November 2021.
Kekisruhan itu bermula dari keluarnya surat Wakil Rektor Bidang Keuangan, Perencanaan, dan Pengembangan ITB Muhamad Abduh Nomor 1627/IT1.B06/KU.02/2021 ke SBM. “Ditanggapi (SBM), diminta untuk tidak dijalankan,” kata Budi.
2. Mutasi Bikin SARS-CoV-2 Berbahaya atau Musnah Sendiri, Begini Penjelasannya
Ilmuwan dari PT Bio Farma, Neni Nuraeny, mengatakan, semua virus termasuk SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 akan berubah seiring waktu. Sebagian besar perubahannya tidak banyak berdampak pada properti atau sifat virus. “Proses mutasi merupakan respons virus terhadap lingkungan,” katanya kepada TEMPO, Senin 29 November 2021.
Beberapa perubahan yang dapat mempengaruhi sifat virus, terkait dengan seberapa mudah penyebarannya, tingkat keparahan penyakit infeksinya, kinerja vaksin dan obat terapeutik terhadapnya, kemampuan alat diagnostik, atau tindakan kesehatan dan sosial masyarakat.
Tingkat mutasi itu menurut Neni, tergantung jenis virusnya. Umumnya virus DNA (Deoxyribose Nucleic Acid) memiliki tingkat mutasi yang lebih rendah daripada virus RNA (Ribonucleic Acid) seperti SARS CoV-2. “Sesama virus RNA pun memiliki tingkat mutasi yang berbeda, ada yang tingkat mutasinya tinggi ada yang rendah,” ujarnya.
3. Pusaran Angin Membesar, Jawa Barat Berpotensi Hujan Badai
Peneliti klimatologi Pusat Riset dan Teknologi Atmosfer di Badan Riset dan Inovasi Nasional, Erma Yulihastin, mengatakan pusaran angin secara meluas atau meso vorteks di barat Pulau Jawa yang terpantau semakin membesar, Selasa, 30 November 2021, dapat memicu hujan badai secara sporadis di beberapa wilayah di Jawa Barat.
“Dikatakan sporadis karena sifat keacakan dan durasi hujan yang relatif singkat atau kurang dari dua jam,” katanya, Selasa 30 November 2021.
Selain itu, karena posisi vorteks sangat dekat dengan pesisir barat Sumatera bagian selatan, wilayah itu pun berpotensi terjadi angin kencang dan hujan deras. Vorteks itu diketahui kemunculannya pada Ahad lalu, 28 November 2021. Saat itu posisinya berada pada koordinat sekitar 8 derajat Lintang Selatan dan 100 derajat Bujur Timur.