Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Sains

Vaksin AstraZeneca Tidak Diedarkan Lagi di Dunia, Begini Dampaknya untuk Indonesia

Epidemiolog menilai penarikan stok vaksin AstraZeneca dari pasar global tak berpengaruh terhadap penanganan Covid-19 saat ini.

9 Mei 2024 | 17.14 WIB

Vaksin AstraZeneca menjadi satu di antara vaksin yang digunakan banyak negara termasuk Indonesia dalam melawan pandemi virus corona. Sarah Gilbert juga melepas hak paten dalam proses produksi vaksin tersebut, sehingga harga vaksin bisa lebih murah. Sarah dan sejumlah ilmuwan yang terlibat dalam pembuatan vaksin telah dianugrahi gelar kebangsawanan oleh Ratu Elizabeth II tahun ini. REUTERS
Perbesar
Vaksin AstraZeneca menjadi satu di antara vaksin yang digunakan banyak negara termasuk Indonesia dalam melawan pandemi virus corona. Sarah Gilbert juga melepas hak paten dalam proses produksi vaksin tersebut, sehingga harga vaksin bisa lebih murah. Sarah dan sejumlah ilmuwan yang terlibat dalam pembuatan vaksin telah dianugrahi gelar kebangsawanan oleh Ratu Elizabeth II tahun ini. REUTERS

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman, menyebut penghentian produksi dan penarikan stok vaksin Vaxzefria oleh AstraZeneca sebagai tindakan wajar. Keputusan perusahaan farmasi asal Swedia itu dianggap tidak akan berdampak terhadap upaya pencegahan Covid-19 di banyak negara, termasuk Indonesia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

"Sebab saat ini sudah banyak bermunculan vaksin dengan tingkat pencegahan yang lebih unggul. Bahkan aman dan terjamin efektif," kata Dicky saat dihubungi Tempo, Kamis, 9 Mei 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sejak 2023, menurut Dicky, Indonesia tak lagi bergantung pada perusahaan farmasi luar negeri. Pemerintah Indonesia menciptakan vaksin secara mandiri melalui produk Bio Farma, IndoVac. Komposisi dan kandungan zat dalam vaksin pelat merah itu dinilai lebih jelas dibanding produk asing.

"Dengan adanya produk Bio Farma, penarikan vaksin AstraZeneca tidak akan berpengaruh ke Indonesia,” tutur Dicky. “Saya berharap pemerintah bisa lebih gencar mengembangkan produk yang ada dari dalam negeri, lebih aman dan halal.”

Dia mengimbuhkan, vaksin AstraZeneca tak lagi diminati oleh banyak negara. Pemasarannya menurun dalam skala global. Vaksin tersebut telah tergantikan oleh produk yang lebih ampuh untuk mencegah Covid-19.

"Yang lebih banyak dipakai itu Pfizer, Moderna, dan produk lokal di masing-masing negara," kata dia.

Dalam sidang sebuah pengadilan di Inggris pada Februari 2024, AstraZeneca mengakui adanya efek samping pada produknya. Namun, perusahaan berdalih bahwa penarikan produk vaksin disebabkan penurunan minat pemakaian di pasar global. Manajemen mengakui banyak produk vaksin baru uang lebih ampuh dalam menangkal Covid-19.

Melalui pernyataan resmi, AstraZeneca mengaku bangga bisa ikut berperan mengakhiri pandemi global. “Lebih dari 6,5 juta nyawa terselamatkan pada tahun pertama penggunaan, dan lebih dari tiga miliar dosis telah dipasok secara global," begitu bunyi pernyataan tersebut, dikutip dari The Telegraph.

Manajemen AstraZeneca menjelaskan bahwa momentum pengakuan di pengadilan dan penarikan vaksin Vaxzefria terjadi secara bersamaan. Penarikan stok bukan karena adanya persidangan. "Waktunya murni kebetulan,” begitu klaim mereka.

THE TELEGRAPH 

Alif Ilham Fajriadi

Bergabung dengan Tempo sejak November 2023. Lulusan UIN Imam Bonjol Padang ini tertarik pada isu perkotaan, lingkungan, dan kriminalitas. Anggota Aliansi Jurnalis Independen.

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus