Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Sains

Wanti-wanti Soal Gerhana Matahari: Awas, Jangan Keasyikan!

Beberapa daerah di Indonesia hanya akan bisa menyaksikan gerhana matahari sebagian.

17 Januari 2016 | 15.41 WIB

Saat-saat menjelang gerhana matahari total di New Delhi (22/7). Sejumlah ahli berkumpul di India untuk mengamati gerhana matahari total terlama dalam abad 21 ini. Foto: REUTERS/B Mathur
Perbesar
Saat-saat menjelang gerhana matahari total di New Delhi (22/7). Sejumlah ahli berkumpul di India untuk mengamati gerhana matahari total terlama dalam abad 21 ini. Foto: REUTERS/B Mathur

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Thomas Djamaludin memberikan banyak pesan kepada siapa pun yang ingin menyaksikan gerhana matahari total yang bisa diamati dari sebelas wilayah provinsi di Indonesia pada Rabu pagi, 9 Maret 2016.

Gerhana matahari total, menurut Thomas, akan bisa diamati dari Provinsi Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, dan Maluku Utara. "Gerhana matahari total di bagian timur Indonesia akan berlangsung lebih-kurang tiga menit sekitar pukul 09.00 waktu setempat, sedangkan di bagian barat akan berlangsung sekitar dua menit pada pukul 07.30 WIB," kata Thomas saat dihubungi dari Bandung, Senin, 11 Januari 2016.

Daerah lain selain sebelas provinsi itu, menurut dia, hanya akan bisa menyaksikan gerhana matahari sebagian. "Daerah yang dilintasi gerhana matahari total lebarnya 100 kilometer saja di lokasi lintasan. Sedangkan di luar sebelas provinsi itu, termasuk Jawa, hanya bisa menyaksikan gerhana matahari sebagian," ucapnya.

Thomas memperkirakan fenomena gerhana matahari total akan menarik banyak kunjungan wisatawan mancanegara karena hanya bisa disaksikan di provinsi-provinsi tertentu di Indonesia. Thomas menjelaskan, saat gerhana matahari total, suasana di daerah yang terlintasi akan seperti malam purnama.

Menurut dia, gerhana matahari bisa disaksikan, tapi harus menghindar saat matahari keluar kembali dari bayangan bulan karena bisa menghasilkan cahaya yang kuat. "Jangan keasyikan saat cahaya matahari tersibak kembali, karena cahayanya menyilaukan," katanya.

ANTARA




Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Widiarsi Agustina

Widiarsi Agustina

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus