Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Sains

Wedhus Gembel Merapi Capai 2.000 meter, Status Masih Waspada

Gunung Merapi mengembuskan awan panas guguran sejauh 2.000 meter, Selasa, 27 Agustus 2019 pukul 18.09 WIB.

28 Agustus 2019 | 08.26 WIB

 Gunung Merapi mengembuskan awan panas guguran sejauh 2.000 meter, Selasa, 27 Agustus 2019 pukul 18.09 WIB.  (Dok.BPPTKG)
material-symbols:fullscreenPerbesar
Gunung Merapi mengembuskan awan panas guguran sejauh 2.000 meter, Selasa, 27 Agustus 2019 pukul 18.09 WIB. (Dok.BPPTKG)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Yogyakarta - Gunung Merapi mengembuskan awan panas guguran sejauh 2.000 meter, Selasa, 27 Agustus 2019 pukul 18.09 WIB. Luncuran awan panas yang sering disebut wedhus gembel ini tergolong jauh. Sebelumnya juga pernah terjadi embusan awan panas sejauh ini pada 7 Februari 2019.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Meskipun embusan awan panas guguran ini sudah mencapai  2 kilometer dari puncak gunung, namun status masih pada level II atau waspada. Jarak aman dari luncuran awan panas maupun guguran lava sejauh 3 kilometer dari puncak.  

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Status masih waspada atau level II,” kata Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Hanik Humaida,  Rabu, 28 Agustus 2019.

Status Gunung Merapi yang berada pada level waspada ini ditetapkan sejak 21 Mei 2018. Status waspada ini tergolong lama karena lebih dari satu tahun tidak ada peningkatan atau penurunan aktivitas Gunung yang signifikan.

Gunung Merapi berada di empat kabupaten dan dua provinsi. Yaitu di Kabupaten Sleman yang masuk.ke wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Lalu Kabupaten Klaten, Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Magelang yang masuk wilayah Jawa Tengah. Gunung aktif in berada di 2.968 meter di atas permukaan laut (MDPL).

BPPTKG merekomendasikan area dalam radius 3 kilometer  dari puncak Merapi tidak ada aktivitas manusia. Masyarakat dapat beraktivitas seperti biasa di luar radius 3 kilometer dari puncak Merapi.

“Masyarakat agar mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di sekitar puncak Merapi,” kata petugas pengamatan Merapi Heru Suparwaka. 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus