Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Harga tiket perempat final Liga Champions yang selangit membuat para pendukung Manchester City geram. Sukses di ajang ini ternyata juga diimbangi dengan tarif tiket yang membuat para fan City menjerit jelang tim tersebut menghadapi Paris St. Germain.
Sejak diambil alih oleh triliuner Uni Emirat Arab pada 2008, City memang telah berubah menjadi tim besar yang menakutkan, bukan hanya di Inggris tapi juga di Eropa. Para pemain top berdatangan dan tampil di kancah Eropa menjadi hal biasa. City bukan lagi bayang-bayang buat rival sekota, Manchester United, yang prestasinya jauh lebih mengkilap.
Sayangnya, meningkatnya kualitas dan semakin kayanya tim tidak berarti para pendukung mereka juga semakin kaya. Harga tiket semusim untuk pertandingan lokal saja terus naik. Mereka juga khawatir sebentar lagi akan ada pengumuman soal kenaikan harga tiket untuk musim 2016-17.
Kini, kekesalan mereka bertambah dengan tarif tiket perempat final Liga Champions yang mencapai 60 pound atau sekitar 1,2 juta rupiah. Pihak klub butuh dukungan penonton dan sepertinya mereka yakin sekali para pendukung tak akan keberatan dan akan tetap memenuhi stadion. Maklum, baru pertama kali ini City bisa melangkah hingga babak delapan besar, dengan lawan yang juga tim elite dan sarat bintang.
Kapten City, Vincent Kompany, sudah menyatakan keprihatinannya soal harga tiket. Kebetulan pemain Belgia itu pernah belajar administrasi bisnis.
"Lihat saja apa yang trejadi dengan pendukung Liverpool baru-baru ini. Mereka memprotes kenaikan harga tiket dengan cara meninggalkan stadion saat pertandingan," kata Kompany di Manchester Evening News.
Ia meminta para pemegang saham jangan hanya memanfaatkan para pendukung dan menjadikan dukungan mereka sesuatu yang negatif. Akibat aksi yang dilakukan para pendukung Liverpool, pihak klub merevisi lagi harga tiket. Mungkin aksi yang sama juga bisa dilakukan oleh para pendukung City.
PIPIT
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini